"Karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku." (I Timotius 1:2)
Max Lucado, seorang penulis buku rohani yang terkenal, suatu saat belajar mengenal kesetiaan ketika melihat apa yang dilakukan oleh ibunya saat ayahnya sakit yang melumpuhkan satu-persatu otot tubuhnya. Ibunya merawat ayahnya seperti merawat bayi dengan memandikan, menyuapi, memakaikan pakaian sampai suaminya dipanggil Tuhan. Tidak pernah sekalipun terdengar ibunya mengeluh atau memasang tampang cemberut. Max melihat sosok yang memegang teguh janji setia, seperti yang diucapkan di altar saat pernikahan dan ibunya melakukan semuanya sebagai bukti kasih kepada suaminya.
Kesetiaan adalah sangat penting dihadapan Allah. Tanpa kesetiaan yang penuh kita tidak akan bisa mengikut Allah sampai akhir. Lebih mudah untuk setia ketika semuanya terasa mudah dan tidak ada tantangan sama sekali. Tetapi kesetiaan sangat dibutuhkan ketika kondisi sulit dan tidak seperti yang dibayangkan. Lebih mudah setia kepada Tuhan ketika diberkati melimpah daripada saat Tuhan menguji hidup kita.
Sebagaimana layaknya mempelai laki-laki, Tuhan Yesus menginginkan kesetiaan dari kita, sebagai mempelai wanitaNya. Dalam segala kondisi, susah maupun senang, suka maupun duka, pencobaab atau kemenangan, sakit maupun sehat, Dia merindukan kesetiaan kita, karena Dia sudah terlebih dahulu menunjukkan kesetiaanNya kepada kita.
Bagaimana dengan komitmen dan kesetiaan kita kepada Allah hari ini dibandingkan saat pertama kali kita mengenal Dia? Biarlah pernyataan yang sama kita dapatkan dari Allah di dalam hidup kita, yaitu Allah menganggap kita setia, dengan kasih karunia Allah.
Tuhan Yesus Memberkati.
Max Lucado, seorang penulis buku rohani yang terkenal, suatu saat belajar mengenal kesetiaan ketika melihat apa yang dilakukan oleh ibunya saat ayahnya sakit yang melumpuhkan satu-persatu otot tubuhnya. Ibunya merawat ayahnya seperti merawat bayi dengan memandikan, menyuapi, memakaikan pakaian sampai suaminya dipanggil Tuhan. Tidak pernah sekalipun terdengar ibunya mengeluh atau memasang tampang cemberut. Max melihat sosok yang memegang teguh janji setia, seperti yang diucapkan di altar saat pernikahan dan ibunya melakukan semuanya sebagai bukti kasih kepada suaminya.
Kesetiaan adalah sangat penting dihadapan Allah. Tanpa kesetiaan yang penuh kita tidak akan bisa mengikut Allah sampai akhir. Lebih mudah untuk setia ketika semuanya terasa mudah dan tidak ada tantangan sama sekali. Tetapi kesetiaan sangat dibutuhkan ketika kondisi sulit dan tidak seperti yang dibayangkan. Lebih mudah setia kepada Tuhan ketika diberkati melimpah daripada saat Tuhan menguji hidup kita.
Sebagaimana layaknya mempelai laki-laki, Tuhan Yesus menginginkan kesetiaan dari kita, sebagai mempelai wanitaNya. Dalam segala kondisi, susah maupun senang, suka maupun duka, pencobaab atau kemenangan, sakit maupun sehat, Dia merindukan kesetiaan kita, karena Dia sudah terlebih dahulu menunjukkan kesetiaanNya kepada kita.
Bagaimana dengan komitmen dan kesetiaan kita kepada Allah hari ini dibandingkan saat pertama kali kita mengenal Dia? Biarlah pernyataan yang sama kita dapatkan dari Allah di dalam hidup kita, yaitu Allah menganggap kita setia, dengan kasih karunia Allah.
Tuhan Yesus Memberkati.