Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Rabu, 24 November 2010

Doa dan Menyendiri Bersama Allah

"Seorang pria sedang berdoa. Pada mulanya ia mengira bahwa berdoa berarti berbicara. Namun semakin lama ia semakin terdiam sampai pada akhirnya ia menyadari bahwa berdoa berarti mendengar." - Soren Kierkegaard-

Tanpa memiliki kesendirian bersama Tuhan, sangatlah tidak mungkin utk hidup dalam suatu kehidupan yg rohani. Kesendirian utk memberikan waktu dan tempat bagi Allah berbicara kepada kita. Lebih baik setiap hari menyendiri bersama Allah selama 10 menit daripada melakukan hal itu selama 1 jam penuh tapi hanya kadang kala saja. Kesederhanaan dan keteraturan-disiplin merupakan pemandu/penuntun yg terbaik dalam menemukan jalan kita. Segala kekuatiran kita yg sangat mengganggu itu secara pelan-pelan akan kehilangan kekuatannya, dan aktivitas Roh Allah yg memperbaharui itu secara pelan-pelan pula akan membuat kehadiran-Nya nyata. Semakin kita melatih diri kita utk menyediakan waktu bersama Allah, dan hanya dng Dia sendiri, semakin kita akan tahu bahwa Allah bersama-sama dng kita dalam setiap saat dan di segala tempat.

Kita akan bisa mengenal Dia sekalipun berada di tengah kehidupan yg penuh dng kesibukan dan aktivitas. Pada saat dan tempat yg hening itu menjadi keheningan di dalam hati kita, maka kita tidak akan pernah meninggalkan waktu menyendiri bersama Allah itu. Disiplin menyendiri bersama Allah tersebut memampukan kita utk menikmati kehidupan yg penuh dng berbagai macam aktivitas di dunia ini. Kita semakin mampu utk selalu tinggal dalam hadirat Allah yg hidup. (HN)

"Doa itu dapat diumpamakan seperti benih tanaman. Sekarang Anda menanam dan baru nanti tanaman itu akan berbuah. Di dalam doa yg sejati kita tidak meminta sesuatu; yg kita perlukan adalah percaya." - Rick Osborne -

Tuhan memberkati.

Berdamai Dengan Sang Pencipta

Dalam keputusan mendalam, William Cowper mencoba mengakhiri hidupnya dengan menelan racun pada suatu pagi. Usaha bunuh dirinya gagal. Lalu ia menyewa sebuah kereta dan meminta diantarkan ke Sungai Thames. Ia bermaksud melemparkan diri dari jembatan itu ke air dingin di bawahnya, namun merasa ''ditahan secara aneh''.

Keesokan paginya, masih tenggelam dalam kegelapan batin, ia mencoba mengakhiri hidupnya lagi dengan menjatuhkan diri di sebuah pisau tajam, namun ia hanya berhasil mematahkan pisau itu! Dalam upaya putus asa terakhir, ia mencoba menggantung diri, namun ditemukan dan diturunkan dalam keadaan tidak sadar, namun masih hidup.

Beberapa lama kemudian Cowper mengambil sebuah Alkitab dan mulai membaca Kitab Roma. Disitulah ia akhirnya bertemu dengan Tuhan yang dapat menenangkan badai dalam jiwanya. Setelah bertahun-tahun mengikut Tuhan ia menulis:
Tuhan bergerak dengan cara yang misterius
Untuk mengadakan keajaiban-kajaiban-Nya:
Ia menanam jejak kaki-Nya di laut,
Dan menunggang badai di sumber yang tak terukur dalamnya
Akan kemampuan yang tak pernah gagal
Ia menyimpan rancangan-rancangan-Nya yang gemilang
Dan melaksanakan kehendak-Nya yang penuh kuasa.

Apakah kita pernah merasa gelisah dalam menjalani hidup ini dan kehilangan damai sejahtera? Mungkin hal itu disebabkan karena kita tidak lagi berdamai dengan Tuhan atau telah lari dari hadapanNya. Marilah datang kepada Tuhan dan berdamai dengan Sang Pencipta kita, karena berdamai dengan diri sendiri hanya dapat diperoleh bila kita telah berdamai dengan Tuhan Sang Pencipta kehidupan.

''Damai Sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.'' (Filipi 4:7)

Tuhan Yesus Memberkati

Jangan Tanya Mengapa?

''Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.'' (Filipi 4:13)

David Ring dilahirkan dalam keadaan tanpa oksigen alias setengah mati, dan kekurangannya ini menyebabkan dia mengalami kelumpuhan otak. Saudara laki-lakinya meninggal karena hemofilia, penyakit yang menyebabkan darah tidak dapat membeku. Orang tuanya bercerai saat ia berusia 11 tahun. Di usia 14 tahun ia telah menjadi anak yatim, karena ayahnya meninggal kena kanker. Ia begitu marah dan mengasihani diri, marah kepada dirinya sendiri atas keberadaannya dan membenci Allah. Tetapi suatu hari, ia bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamatnya. Dalam setiap kesempatan ia selalu bersaksi meski berjalan dengan pincang dan bicaranya gagap. Ia mengatakan, "Jangan bertanya 'mengapa' tetapi 'apa' yang Tuhan inginkan untuk aku lakukan dengan persoalan dan kelemahanku. Ya, pertanyaannya adalah bagaimana memuliakan nama-Nya dengan semua ini?''

Sebagai manusia yang terbatas, seringkali kita mengeluh tentang keberadaan kita. Pernahkah kita merasa, mengapa karier kita seret, rumah tangga tidak harmonis, mengapa pendidikan kita kurang, mengapa harus menduduki posisi yang rendah dalam perusahaan, mengapa dibayar tidak setimpal dengan kerja keras kita, dsb. Kita bertanya mengapa dan mengapa, lalu kita berhenti pada keadaan yang tidak nyaman tersebut tanpa memikirkan bagaimana solusinya.

Kehidupan memang kadang tidak adil. Tuhan seolah memberi kita jeruk yang asam dan memberikan orang lain jeruk yang manis. Namun Dale Carnegie memberi nasihat, ''Kalau jeruk yang anda peroleh ternyata asam, jangan kecewa. Jeruk asam pun bisa dijadikan es jeruk yang nikmat.'' Ketika diperhadapkan dengan kegagalan dan kekecewaan, hanya ada dua pilihan bagi kita: kita menyerah atau ulet. Jika kita menyerah, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebaliknya jika ulet kita akan menang. Ingatlah bahwa pertanyaanya adalah ''apa''.
Dalam kelemahan dan kekurangan kita, justru kita bisa lebih mengandalkan Tuhan. Posisi rendah dan gaji yang pas-pasan harusnya bisa memacu kita untuk berusaha lebih giat dari sebelumnya. Jadi, jangan bertanya mengapa, namun lihatlah apa yang bisa kita kerjakan melalui hidup kita untuk Tuhan.

Yesus dapat mengubah air menjadi anggur, tapi Ia tidak dapat mengubah keluhan kita menjadi apapun.

Tuhan Yesus memberkati

Giving Is Freedom

''Berilah maka kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.'' (Lukas 6:38)

Suatu ketika seorang pendaki yang kebetulan sedang kehausan menemui sebuah pompa air tua. Pada cangkir yang tergantung di pompa itu, tertulis catatan seperti ini: ''Air dari sumur ini tidak beracun dan aman untuk diminum. Namun, ring penyedotnya kering dan perlu dibasahi terlebih dahulu. Di bawah batu besar di sebelah selatan sumur ini ada sebotol air. Air itu hanya cukup untuk membasahi penyedot yang sudah kering, jadi jangan meminumnya setetes pun. Tuangkan sedikit air ke dalam pompa untuk merendam ring penyedotnya agar basah. Setelah itu, tuangkan sisa air yang ada, lalu pompalah dengan cepat, maka anda akan mendapatkan air berlimpah. Sumur ini tidak akan kering. Setelah anda mendapatkan air yang anda butuhkan, isi botol itu dengan air lagi dan kembalikan ke tempat semula. Kembalikan catatan ini ke pegangan cangkir, dan ikat cangkirnya di tuas pompa. Pendaki lain yang kehausan mungkin akan segera lewat.''

Dalam hidup kita, sesungguhnya Tuhan pun memberi pesan yang sama. Apa ciri orang yang sudah mengalami kemerdekaan financial? Salah satunya adalah saat ia bisa memberi. Memang, kita mungkin tidak tahu kapan waktu kita akan menuai, karena hanya Tuhan saja yang bisa memberi pertumbuhan. Tapi, kenyataannya prinsip ini memang bekerja. Saat kita menabur, maka kita akan menuai, dan tak jarang tuaian kita jauh lebih banyak daripada yang kita tuai. Sebuah tanaman tomat, yang tumbuh dari satu benih biji tomat, bisa menghasilkan 10 kg tomat. Dan setiap tomat dari 10 kg itu tentunya mengandung puluhan dan bahkan ratusan biji tomat, yang mungkin setiap bijinya akan tumbuh menjadi tanaman tomat yang bisa menghasilkan 10 kg tomat lainnya.

Memberi adalah masalah mentalitas, buka masalah kemampuan. Faktanya, orang selalu bisa punya berbagai macam alasan untuk tidak memberi, meskipun ia sudah sangat kaya raya. Tidak salah rasanya jika kita sebut mereka masih belum mengalami kemerdekaan dalam finasialnya. Namun, orang yang mau memberi, bahkan tanpa memikirkan apa yang akan bisa didapatnya kembali, jelas adalah orang yang layak disebut merdeka.

Tuhan Yesus Memberkati

Tindakan Penyembahan.

"Menolong orang miskin sama seperti memberi pinjaman kepada TUHAN; nanti TUHAN juga yang akan membalasnya." (Amsal 19:17, BIS).

Jika saat ini kita menyediakan sepiring makanan utk seorang miskin yg sedang kelaparan, itu adalah suatu tindakan penyembahan kita pada Tuhan.

Jika saat ini kita memberi dukungan perkataan ttg kebaikan Tuhan kpd seseorang yg berkecil hati dan putus asa, itu adalah tindakan penyembahan dan pujian kita kpd Tuhan yg telah menghibur kita lebih dahulu.

Jika kita menulis sebuah pesan singkat kpd seseorang dan mengajaknya utk berdiam bersama Tuhan serta membaca FirmanNya di dalam Alkitab, itu adalah suatu penyembahan.

Jika saat ini kita sedang membagikan setiap berkat dan anugerah yg Tuhan berikan kpd kita, dengarkan, Tuhan sangat dekat dgn kita.

Dan jika pujian syukur sukacita Tuhan dan damai sejahteraNya merasuk ke dalam tubuh kita, lihatlah, kuasa Tuhan sedang bekerja di dalam diri kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 06 November 2010

Tidak Hanya Menabur

''Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.'' (Markus 4:28)

Tuhan memakai perumpamaan seorang petani, untuk mengajarkan kepada kita arti kesetiaan, ketekunan, dan pengharapan akan hasil dari benih yang kita tanam. Seorang petani yang bijaksana tidak akan bekerja asal-asalan dengan menabur benih sembarangan. Dia akan memilih benih yang terbaik, tanah berkualitas baik, pupuk yang baik dan musim yang baik supaya dia mendapatkan hasil panen berlipat kali ganda. Bukan hanya itu, pekerjaan si petani juga tidak selesai begitu ia menaburkan benih. Seorang petani akan tetap memerhatikan secara detail proses pertumbuhan benihnya, membersihkannya dari segala macam hama pengganggu, bahkan menjaganya agar burung-burung tidak memakan bulir-bulir yang telah penuh isinya itu.

Banyak di antara kita mengeluh sudah melakukan ini dan itu untuk Tuhan. Ketika kita bekerja, kita sudah berusaha berteman dengan sebanyak mungkin orang agar usahanya kita tidak sepi pembeli. Kita berkata bahwa kita sudah menabur, tapi kenapa seperti tak kunjung menuai juga? Bahkan usaha kita terus merugi. Nah,kalau kita pernah merasa Tuhan tak menghargai perjuangan kita,bahwa Tuhan tak memberkati apa yang selama ini kita tabur. Cobalah merenung dan mengingat kembali apakah setelah menabur, kita juga berusaha merawat dan menjaganya? Apakah setelah mendapat banyak pelanggan, kita berusaha menjaga dan merawat mereka agar tidak berpaling? Apakah setelah mendapat pemasukan tambahan, uang yang ada kita tabung dan investasikan atau semua kita habiskan? Banyak orang kristen melupakan hal ini. Selesai menabur, langsung ditinggalkan begitu saja. Akibatnya bukan hanya belalang pelahap yang datang, tapi juga burung-burung si jahat dan binatang perusak yang memakan habis benih kita yang kita tabur.

Tuhan ingin agar kita tak hanya menabur namun tak mau merawat, Dia berharap kita menabur sebanyak mungkin, merawat dan menjaganya sampai berbuah. Berapa kali lipat berbuah? Itu adalah urusan Tuhan. Syukurilah berapapun Tuhan memberikan buah atau berkat atas segala jerih payah kita bekerja dan melayani Dia.

Tidak cukup hanya menabur, kita pun harus merawatnya.

Tuhan Yesus Memberkati