Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Jumat, 02 Juli 2010

Pilihan Untuk Bangkit

''JIka engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.'' (Amsal 24:10)

Bukan suatu hal yang asing lagi di telinga kita jika kita mendengar perkataan ini: ''Hidup adalah pilihan.'' Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan perkataan ini. Di satu sisi, memang benar bahwa dalam hidup ini kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan sehingga kita harus memutuskan untuk memilih dari sekian banyaknya pilihan itu. Namun, di sisi lain, tidak seorangpun yang ingin memilih untuk yang satu ini: ''kegagalan." Kebanyakan orang akan berusaha sebisanya agar tidak mengalami kegagalan dalam hidupnya. Apa boleh buat, masalah datang dalam hidup kita tanpa diundang dan harapkan. Mau tidak mau, kita pasti pernah mengalami kegagalan, padahal kita tidak memilihnya.

Hidup tidak berhenti pada titik kegagalan yang kita alami. Kita tetap bisa belajar dari pengalaman buruk sekalipun agar tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Amsal 24:10 mengatakan: ''Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.''
Kegagalan merupakan salah satu hal yang sangat bisa menyesakkan hati sehingga orang bisa menjadi tawar hati. Dengan kata lain, kesesakan bisa menjadikan orang putus asa. Firman Tuhan tadi menegaskan bahwa keputusasaan di saat kita mengalami kesesakan menunjukkan kecilnya kekuatan kita.

Allah tidak ingin umat-Nya menjadi putus asa karena Allah sendiri adalah Pribadi yang tangguh dan kuat. Jadi, kita sebagai umat-Nya pun harus tangguh dan kuat seperti Dia. Sesungguhnya, kegagalan baru benar-benar terjadi pada kita apabila kita berhenti mencoba dan berusaha. Lebih baik berpikir bahwa kita belum berhasil daripada mengatakan bahwa kita gagal.

Mungkin kita sedang merasa diri kita gagal. Terus berharap pada Allah dengan selalu berusaha melaukuan yang terbaik. Ketahuilah bahwa kita bukan satu-satunya orang yang pernah mengalami kegagalan dalam hidup. Mereka yang kita kenal sukses hari ini pun sudah melewati itu sebelumnya. Jadikan semuanya itu proses untuk mempersiapkan diri kita menuju kesuksesan sejati.

Tidak ada yang memilih gagal, tapi kita selalu bisa memilih untuk bangkit dari kegagalan

Tuhan Yesus Memberkati