Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Rabu, 24 November 2010

Doa dan Menyendiri Bersama Allah

"Seorang pria sedang berdoa. Pada mulanya ia mengira bahwa berdoa berarti berbicara. Namun semakin lama ia semakin terdiam sampai pada akhirnya ia menyadari bahwa berdoa berarti mendengar." - Soren Kierkegaard-

Tanpa memiliki kesendirian bersama Tuhan, sangatlah tidak mungkin utk hidup dalam suatu kehidupan yg rohani. Kesendirian utk memberikan waktu dan tempat bagi Allah berbicara kepada kita. Lebih baik setiap hari menyendiri bersama Allah selama 10 menit daripada melakukan hal itu selama 1 jam penuh tapi hanya kadang kala saja. Kesederhanaan dan keteraturan-disiplin merupakan pemandu/penuntun yg terbaik dalam menemukan jalan kita. Segala kekuatiran kita yg sangat mengganggu itu secara pelan-pelan akan kehilangan kekuatannya, dan aktivitas Roh Allah yg memperbaharui itu secara pelan-pelan pula akan membuat kehadiran-Nya nyata. Semakin kita melatih diri kita utk menyediakan waktu bersama Allah, dan hanya dng Dia sendiri, semakin kita akan tahu bahwa Allah bersama-sama dng kita dalam setiap saat dan di segala tempat.

Kita akan bisa mengenal Dia sekalipun berada di tengah kehidupan yg penuh dng kesibukan dan aktivitas. Pada saat dan tempat yg hening itu menjadi keheningan di dalam hati kita, maka kita tidak akan pernah meninggalkan waktu menyendiri bersama Allah itu. Disiplin menyendiri bersama Allah tersebut memampukan kita utk menikmati kehidupan yg penuh dng berbagai macam aktivitas di dunia ini. Kita semakin mampu utk selalu tinggal dalam hadirat Allah yg hidup. (HN)

"Doa itu dapat diumpamakan seperti benih tanaman. Sekarang Anda menanam dan baru nanti tanaman itu akan berbuah. Di dalam doa yg sejati kita tidak meminta sesuatu; yg kita perlukan adalah percaya." - Rick Osborne -

Tuhan memberkati.

Berdamai Dengan Sang Pencipta

Dalam keputusan mendalam, William Cowper mencoba mengakhiri hidupnya dengan menelan racun pada suatu pagi. Usaha bunuh dirinya gagal. Lalu ia menyewa sebuah kereta dan meminta diantarkan ke Sungai Thames. Ia bermaksud melemparkan diri dari jembatan itu ke air dingin di bawahnya, namun merasa ''ditahan secara aneh''.

Keesokan paginya, masih tenggelam dalam kegelapan batin, ia mencoba mengakhiri hidupnya lagi dengan menjatuhkan diri di sebuah pisau tajam, namun ia hanya berhasil mematahkan pisau itu! Dalam upaya putus asa terakhir, ia mencoba menggantung diri, namun ditemukan dan diturunkan dalam keadaan tidak sadar, namun masih hidup.

Beberapa lama kemudian Cowper mengambil sebuah Alkitab dan mulai membaca Kitab Roma. Disitulah ia akhirnya bertemu dengan Tuhan yang dapat menenangkan badai dalam jiwanya. Setelah bertahun-tahun mengikut Tuhan ia menulis:
Tuhan bergerak dengan cara yang misterius
Untuk mengadakan keajaiban-kajaiban-Nya:
Ia menanam jejak kaki-Nya di laut,
Dan menunggang badai di sumber yang tak terukur dalamnya
Akan kemampuan yang tak pernah gagal
Ia menyimpan rancangan-rancangan-Nya yang gemilang
Dan melaksanakan kehendak-Nya yang penuh kuasa.

Apakah kita pernah merasa gelisah dalam menjalani hidup ini dan kehilangan damai sejahtera? Mungkin hal itu disebabkan karena kita tidak lagi berdamai dengan Tuhan atau telah lari dari hadapanNya. Marilah datang kepada Tuhan dan berdamai dengan Sang Pencipta kita, karena berdamai dengan diri sendiri hanya dapat diperoleh bila kita telah berdamai dengan Tuhan Sang Pencipta kehidupan.

''Damai Sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.'' (Filipi 4:7)

Tuhan Yesus Memberkati

Jangan Tanya Mengapa?

''Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.'' (Filipi 4:13)

David Ring dilahirkan dalam keadaan tanpa oksigen alias setengah mati, dan kekurangannya ini menyebabkan dia mengalami kelumpuhan otak. Saudara laki-lakinya meninggal karena hemofilia, penyakit yang menyebabkan darah tidak dapat membeku. Orang tuanya bercerai saat ia berusia 11 tahun. Di usia 14 tahun ia telah menjadi anak yatim, karena ayahnya meninggal kena kanker. Ia begitu marah dan mengasihani diri, marah kepada dirinya sendiri atas keberadaannya dan membenci Allah. Tetapi suatu hari, ia bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamatnya. Dalam setiap kesempatan ia selalu bersaksi meski berjalan dengan pincang dan bicaranya gagap. Ia mengatakan, "Jangan bertanya 'mengapa' tetapi 'apa' yang Tuhan inginkan untuk aku lakukan dengan persoalan dan kelemahanku. Ya, pertanyaannya adalah bagaimana memuliakan nama-Nya dengan semua ini?''

Sebagai manusia yang terbatas, seringkali kita mengeluh tentang keberadaan kita. Pernahkah kita merasa, mengapa karier kita seret, rumah tangga tidak harmonis, mengapa pendidikan kita kurang, mengapa harus menduduki posisi yang rendah dalam perusahaan, mengapa dibayar tidak setimpal dengan kerja keras kita, dsb. Kita bertanya mengapa dan mengapa, lalu kita berhenti pada keadaan yang tidak nyaman tersebut tanpa memikirkan bagaimana solusinya.

Kehidupan memang kadang tidak adil. Tuhan seolah memberi kita jeruk yang asam dan memberikan orang lain jeruk yang manis. Namun Dale Carnegie memberi nasihat, ''Kalau jeruk yang anda peroleh ternyata asam, jangan kecewa. Jeruk asam pun bisa dijadikan es jeruk yang nikmat.'' Ketika diperhadapkan dengan kegagalan dan kekecewaan, hanya ada dua pilihan bagi kita: kita menyerah atau ulet. Jika kita menyerah, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebaliknya jika ulet kita akan menang. Ingatlah bahwa pertanyaanya adalah ''apa''.
Dalam kelemahan dan kekurangan kita, justru kita bisa lebih mengandalkan Tuhan. Posisi rendah dan gaji yang pas-pasan harusnya bisa memacu kita untuk berusaha lebih giat dari sebelumnya. Jadi, jangan bertanya mengapa, namun lihatlah apa yang bisa kita kerjakan melalui hidup kita untuk Tuhan.

Yesus dapat mengubah air menjadi anggur, tapi Ia tidak dapat mengubah keluhan kita menjadi apapun.

Tuhan Yesus memberkati

Giving Is Freedom

''Berilah maka kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.'' (Lukas 6:38)

Suatu ketika seorang pendaki yang kebetulan sedang kehausan menemui sebuah pompa air tua. Pada cangkir yang tergantung di pompa itu, tertulis catatan seperti ini: ''Air dari sumur ini tidak beracun dan aman untuk diminum. Namun, ring penyedotnya kering dan perlu dibasahi terlebih dahulu. Di bawah batu besar di sebelah selatan sumur ini ada sebotol air. Air itu hanya cukup untuk membasahi penyedot yang sudah kering, jadi jangan meminumnya setetes pun. Tuangkan sedikit air ke dalam pompa untuk merendam ring penyedotnya agar basah. Setelah itu, tuangkan sisa air yang ada, lalu pompalah dengan cepat, maka anda akan mendapatkan air berlimpah. Sumur ini tidak akan kering. Setelah anda mendapatkan air yang anda butuhkan, isi botol itu dengan air lagi dan kembalikan ke tempat semula. Kembalikan catatan ini ke pegangan cangkir, dan ikat cangkirnya di tuas pompa. Pendaki lain yang kehausan mungkin akan segera lewat.''

Dalam hidup kita, sesungguhnya Tuhan pun memberi pesan yang sama. Apa ciri orang yang sudah mengalami kemerdekaan financial? Salah satunya adalah saat ia bisa memberi. Memang, kita mungkin tidak tahu kapan waktu kita akan menuai, karena hanya Tuhan saja yang bisa memberi pertumbuhan. Tapi, kenyataannya prinsip ini memang bekerja. Saat kita menabur, maka kita akan menuai, dan tak jarang tuaian kita jauh lebih banyak daripada yang kita tuai. Sebuah tanaman tomat, yang tumbuh dari satu benih biji tomat, bisa menghasilkan 10 kg tomat. Dan setiap tomat dari 10 kg itu tentunya mengandung puluhan dan bahkan ratusan biji tomat, yang mungkin setiap bijinya akan tumbuh menjadi tanaman tomat yang bisa menghasilkan 10 kg tomat lainnya.

Memberi adalah masalah mentalitas, buka masalah kemampuan. Faktanya, orang selalu bisa punya berbagai macam alasan untuk tidak memberi, meskipun ia sudah sangat kaya raya. Tidak salah rasanya jika kita sebut mereka masih belum mengalami kemerdekaan dalam finasialnya. Namun, orang yang mau memberi, bahkan tanpa memikirkan apa yang akan bisa didapatnya kembali, jelas adalah orang yang layak disebut merdeka.

Tuhan Yesus Memberkati

Tindakan Penyembahan.

"Menolong orang miskin sama seperti memberi pinjaman kepada TUHAN; nanti TUHAN juga yang akan membalasnya." (Amsal 19:17, BIS).

Jika saat ini kita menyediakan sepiring makanan utk seorang miskin yg sedang kelaparan, itu adalah suatu tindakan penyembahan kita pada Tuhan.

Jika saat ini kita memberi dukungan perkataan ttg kebaikan Tuhan kpd seseorang yg berkecil hati dan putus asa, itu adalah tindakan penyembahan dan pujian kita kpd Tuhan yg telah menghibur kita lebih dahulu.

Jika kita menulis sebuah pesan singkat kpd seseorang dan mengajaknya utk berdiam bersama Tuhan serta membaca FirmanNya di dalam Alkitab, itu adalah suatu penyembahan.

Jika saat ini kita sedang membagikan setiap berkat dan anugerah yg Tuhan berikan kpd kita, dengarkan, Tuhan sangat dekat dgn kita.

Dan jika pujian syukur sukacita Tuhan dan damai sejahteraNya merasuk ke dalam tubuh kita, lihatlah, kuasa Tuhan sedang bekerja di dalam diri kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 06 November 2010

Tidak Hanya Menabur

''Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.'' (Markus 4:28)

Tuhan memakai perumpamaan seorang petani, untuk mengajarkan kepada kita arti kesetiaan, ketekunan, dan pengharapan akan hasil dari benih yang kita tanam. Seorang petani yang bijaksana tidak akan bekerja asal-asalan dengan menabur benih sembarangan. Dia akan memilih benih yang terbaik, tanah berkualitas baik, pupuk yang baik dan musim yang baik supaya dia mendapatkan hasil panen berlipat kali ganda. Bukan hanya itu, pekerjaan si petani juga tidak selesai begitu ia menaburkan benih. Seorang petani akan tetap memerhatikan secara detail proses pertumbuhan benihnya, membersihkannya dari segala macam hama pengganggu, bahkan menjaganya agar burung-burung tidak memakan bulir-bulir yang telah penuh isinya itu.

Banyak di antara kita mengeluh sudah melakukan ini dan itu untuk Tuhan. Ketika kita bekerja, kita sudah berusaha berteman dengan sebanyak mungkin orang agar usahanya kita tidak sepi pembeli. Kita berkata bahwa kita sudah menabur, tapi kenapa seperti tak kunjung menuai juga? Bahkan usaha kita terus merugi. Nah,kalau kita pernah merasa Tuhan tak menghargai perjuangan kita,bahwa Tuhan tak memberkati apa yang selama ini kita tabur. Cobalah merenung dan mengingat kembali apakah setelah menabur, kita juga berusaha merawat dan menjaganya? Apakah setelah mendapat banyak pelanggan, kita berusaha menjaga dan merawat mereka agar tidak berpaling? Apakah setelah mendapat pemasukan tambahan, uang yang ada kita tabung dan investasikan atau semua kita habiskan? Banyak orang kristen melupakan hal ini. Selesai menabur, langsung ditinggalkan begitu saja. Akibatnya bukan hanya belalang pelahap yang datang, tapi juga burung-burung si jahat dan binatang perusak yang memakan habis benih kita yang kita tabur.

Tuhan ingin agar kita tak hanya menabur namun tak mau merawat, Dia berharap kita menabur sebanyak mungkin, merawat dan menjaganya sampai berbuah. Berapa kali lipat berbuah? Itu adalah urusan Tuhan. Syukurilah berapapun Tuhan memberikan buah atau berkat atas segala jerih payah kita bekerja dan melayani Dia.

Tidak cukup hanya menabur, kita pun harus merawatnya.

Tuhan Yesus Memberkati

Kamis, 30 September 2010

Pohon Palem Yang Bertumbuh

(Bacaan 1 Korintus 12: 1-31; 1 Korintus 13: 1-13; 1 Korintus 14: 1-40)

Alkitab mengatakan, orang benar akan terus bertumbuh, sedangkan orang jahat akan dihanguskan. Pemazmur menulis, orang jahat seperti rumput liar, orang benar seperti pohon palma/palem. Pohon palma tumbuh di tempat dimana tidak ada pohon lainnya bisa tumbuh. Sekalipun pohon palma tumbuh di padang gurun, akarnya tetap akan mencari makanan hingga mencapai kedalaman tanah.
Begitu juga dng kehidupan orang yg percaya Kristus, ia dapat bertumbuh di padang pasir rohani. Pohon palma tidak hanya menambah lapisan luarnya, namun jg terus diperbaharui dari dalam. Diluar, orang benar akan semakin tampak tua, tetapi didalam ia akan terus-menerus diperbaharui oleh Roh Kudus yg berdiam didalam dirinya.
Di segala musim, pohon palma tidak pernah kehilangan daun atau berubah warna menjadi coklat dan rapuh. Orang benar pun selalu memiliki kepenuhan didalam kehidupannya. Tiap waktu, ia akan selalu bertumbuh dalam karunia Tuhan, selalu memiliki semangat, selalu bernilai dan bertumbuh.

Janji Allah bagi orang-orang benar adalah bahwa akan ada hidup yg indah dan selalu menghasilkan pertumbuhan, tidak hanya dalam waktu yg singkat, atau musim tertentu, namun hingga akhir usianya di dunia. Orang jahat tetap akan memiliki hari-hari mereka, namun semuanya dilewati sambil lalu saja. Orang-orang benar akan bertahan dan selalu meningkatkan produktifitasnya tahun lepas tahun.

Tuhan memberkati

Tidak Lebih dan Tidak Kurang

"Orang-orang yg dibiarkan hidup terus adalah orang-orang yg miskin, tak berdaya serta rendah hati dan mereka akan mempercayakan diri kpd nama TUHAN. Mereka bukan lagi orang-orang berdosa yg penuh dgn dusta dan tipu daya. Mereka akan hidup dgn tenang dan damai, berbaring dgn aman tanpa ada sesuatu pun yg menakutkan mereka." - Zefanya 3:12-13 (FAYH)

Apakah kita pernah merasa cukup puas dgn apa yg sekarang ini kita miliki? Tidak lebih dan tidak kurang? Mungkin kita cenderung ingin melebihkan atau mengurangi keberadaan kita saat ini. Untuk menjadi pintar, menjadi cantik, lucu, bugar. Untuk lebih produktif, untuk giat dan memiliki keahlian yg tinggi. Atau kita lebih menginginkan untuk memiliki lebih utk rendah hati, lebih tenang, lebih terfokus pada tujuan hidup. Kita semua ingin memiliki kesadaran diri yg lebih baik ttg diri kita masing-masing, namun terkadang kita jadi tidak peduli dgn sekeliling kita, kita tidak peduli lagi dgn perhatian orang lain kpd kita.

Pada dasarnya, dimanapun kita berada, kita sedang menunjukkan citra Kristus kpd dunia. Ketika kita berhenti berusaha utk menciptakan kehidupan sendiri, kita akan menemukan kehidupan Kristus yg ada di dalam kehidupan kita. Jika kita tidak pernah puas dengan apa yg sedang Tuhan kerjakan didlm kehidupan kita, identitas diri yg telah kita kenakan didlm Kristus tidak akan terpancar di kehidupan kita. Semakin kita mencoba mencari identitas diri sendiri dgn mengikuti figur-figur di dunia, kita akan semakin menjauhi karakter Kristus yg menjadi identitas sejati anak-anak Tuhan.

"Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kpd orang-orang yg tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yg lain, sebab: "Allah menentang orang yg congkak, tetapi mengasihani orang yg rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yg kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." - 1 Petrus 5:5-7 (BIS)

Berbahagialah orang yg rendah hati, Allah akan memenuhi janji-Nya kpd mereka!" - Matius 5:5 (BIS).

Tuhan Yesus memberkati

Hingga Dewasa dan Menjadi Tua

"Apa yg akan terjadi dgn kehidupanmu besok, kalian sendiri pun tidak mengetahuinya! Kalian hanya seperti asap yg sebentar saja kelihatan, kemudian lenyap. Seharusnya kalian berkata begini, "Kalau Tuhan memperkenankan, kami akan hidup dan melakukan ini atau itu." (Yakobus 4:14-15, BIS)

Seorang lelaki tua tersenyum ketika seseorang bertanya kpdnya,"Apa rencana Anda untuk lima atau sepuluh tahun nanti?" Lelaki tua menjawab,"Jika Bapa di Surga telah memberitahukan kpd saya apa rencana-Nya, saya akan katakan kpd anda."

Bisakah kita benar-benar menjadi apa yg kita inginkan ketika kita bertumbuh semakin tua kelak? "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yg menentukan arah langkahnya"(Ams.16:9). Kita bisa merencanakan seperti yg kita inginkan. Namun "Tuhan membimbing kita di jalan yg harus ditempuh, Dia meneguhkan kita, jika kita hidup berkenan kpd-Nya"(baca.Mzm 37:23).

Bukan ttg kemampuan dan kesiapan kita utk merencanakan sesuai dgn keinginan kita, melainkan ttg kekuatan Tuhan utk membawa kita ke tempat dikehendaki-Nya. Jika kita setia menjadi pengikut Kristus, kita akan berkata, "Apa yg terjadi padaku kelak adalah seperti yg Tuhan kehendaki utk aku kerjakan. Dia tahu seluruh hidupku lebih dari pengenalanku thd diriku sendiri. Dia tahu persis bagaimana aku melayani-Nya dgn cara terbaik utk-Nya. Hanya itu yg aku inginkan didalam bertumbuh bersama-Nya hingga dewasa dan menjadi tua nanti."

Apakah saat ini kita rasakan sukacita krn rencana-Nya?atau kita takut, ragu dan tidak nyaman karena rencana-Nya akan jauh berbeda dgn apa yg kita inginkan dan impikan? Apakah kita bersedia menyerahkan rencana kita hanya utk kemuliaan-Nya?

Tuhan Yesus Memberkati.

Memeriksa Motifasi Hati

"INGAT! Jangan berbuat baik di hadapan umum dgn tujuan supaya dikagumi orang, karena dgn demikian kalian akan kehilangan pahala dari Bapa yg di surga. Apabila kalian memberi sedekah kepada pengemis, janganlah digembar-gemborkan seperti yg dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di jalan-jalan dgn tujuan supaya perbuatan amal mereka diperhatikan orang! Dgn sesungguhnya Kukatakan bahwa hanya itulah pahala yg mereka terima. Apabila kalian berbuat baik terhadap orang, lakukanlah dgn diam-diam. Janganlah tangan kiri diberitahu mengenai apa yg sedang dilakukan oleh tangan kanan. Dgn demikian, kalian akan mendapat pahala dari Bapa kalian di surga yg mengetahui segala rahasia. (Matius 6:1-4, FAYH)

Mungkin kita perlu mengaku pada diri sendiri, pernahkah kita melakukan tindakan baik namun dgn motifasi-tujuan tertentu. Mungkin awalnya, saat itu kita menganggap sbg tujuan yg baik, namun dgn tujuan agar orang lain tahu perbuatan kita. Jika seperti itu pernah kita lakukan, kita sedang melayani dan memberi bukan karena kasih, bukan juga karena belas kasihan. Itu adalah motifasi hati yg mementingkan diri sendiri. Tuhan tahu iman yg tulus dan hati mengasihi yg murni. Bukan ketulusan jika kita memberi sambil berharap suatu saat akan mendapatkan. Sebagai orang Kristen, kita harus memberi dan melayani karena Kasih Allah, dan bukan karena pandangan-persetujuan-pengakuan dari orang lain. Dgn motifasi hati yg murni, Tuhan lah yg akan melihat, sekalipun kita memberi dgn diam-diam.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 22 September 2010

Dari Dalam Hati dan Pikiran

"Yang terutama sekali, jagalah hatimu karena hatimu mempengaruhi segala sesuatu dalam hidupmu." (Amsal 4:23, FAYH)

Kita selalu menyimpan sebuah pemikiran di dlm hati kita, di setiap langkah kita. Apa saja yg kita pikirkan, selalu berasa dari dalam diri kita. Dari sikap hati dan isi hati kita akan mengalirkan dan memancarkan ke dalam pikiran, hingga menjadi sebuah pemikiran yg membentuk karakter. Itu sebabnya, pikiran; pola pikir kita mempengaruhi kehidupan kita.

  • Penafsiran mempengaruhi baik-buruknya sebuah keadaan kita .
Cara kita bereaksi terhadap setiap kejadian di perjalanan hidup ini akan menentukan keadaan itu, membuat kita lebih baik atau buruk. Kita bisa melihatnya menjadi sebuah hambatan (batu sandungan) atau kesempatan untuk bertumbuh (batu loncatan).

  • Keyakinan(Iman) akan mempengaruhi baik-buruknya tindakan kita.
Kita selalu bertindak sesuai dgn apa yg kita yakini, sekalipun mgkin apa yg kita yakini itu bukan kebenaran. Mis.: Saat kita masih kecil, kita yakin jika bayangan2 di kamar tidur itu adalah monster/raksasa.Saat itu kita bereaksi(adrenalin)tinggi didlm ketakutan/kegelisahan,meskipun itu salah. Penting sekali bagi kita utk memastikan diri memiliki pengertian yg baik thd pengetahuan & kebenaran. Keyakinan dan pengenalan(hubungan) yg sejati pd Tuhan; keyakinan tentang diri kita sendiri serta keyakinan pada pengertian tujuan hidup kita, akan mempengaruhi sikap perilaku kita, saat ini dan kelak.

Tuhan Yesus Memberkati.

Intimacy with God

"Sebab lebih baik suatu hari dipelataran-Mu dari pada seribu hari ditempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. Mazmur 84:11"

Dengan mengenal Allah bisa kita lakukan menit demi menit dalam perjalanan hidup kita bersama DIA. Persoalannya, kadang kala kita kurang melibatkan Dia dalam hidup kita. Kita lebih suka membaca tentang Dia, mendengarkan tentang Dia dari kisah orang lain. Bila kita senantiasa terhubungan dengan Dia, maka kita akan mendapatkan pengalaman yang kaya akan Dia dan kita akan semakin mengenal Dia.

Tuhan terlebih menginginkan hubungan dengan kita, umat-Nya, dari apapun juga. Ia telah melakukan apapun agar dapat berhubungan dengan kita lagi. Dosa yang telah memisahkan kita dari-Nya, kini telah dihapuskan-Nya oleh pengorbanan-Nya diatas kayu salib. Semua itu hanya demi merasakan kembali perjalanan bersama dengan kita semua. Waktu paling berharga dalam hidup ini hanyalah ketika kita menghabiskannya bersama dengan Dia.

Itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus sampai berucap "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuannya..." (Filipi 3:8)

Jadikan hari-hari kita berarti dengan berjalan bersama-Nya setiap hari. waktu Hidup yang paling berharga adalah yang kita lalui bersama dengan Dia.(t)

Tuhan Yesus Memberkati.

Tiga Kata Sakti

"Jangan bermulut kotor. Berbicaralah dengan kata-kata yang baik, yang berguna bagi orang yang diajak bicara, dan yang akan mendatangkan berkat bagi mereka -Efesus 4:29-"

Komunikasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Selagi masih hidup, manusia tak akan berhenti berkumonikasi. Cara komunikasi yang baik akan mendatangkan respon yang baik. Sebaliknya, cara berkomunikasi kurang baik akan menyebabkan respon yang kurang baik pula. Misalnya, cara meminta seseorang melakukan sesuatu. Bila cara mengungkapkannya kurang baik, maka orang yang melakukannya pun setengah hati. Benarlah kata firman Tuhan yang mengajarkan supaya kita berbicara dengan kata-kata yang baik. Kata-kata yang berguna. Kata-kata yang mendatangkan berkat. kata-kata yang berfaedah. Terlalu sering kita gagal dalam berkomunikasi karena caranya yang kurang tepat. Kalau begitu, bagaimana cara berkomunikasi yang baik?

Maaf, tolong, dan terima kasih adalah kata yang sangat baik kita ucapkan dalam berkomunikasi. Ketiga kata itu amat menyejukkan hati dan meneduhkan hati. Bagaimana perasaaan kita ketika anak kita meminta maaf saat ia berbuat kesalahan? Bagaimana pula perasaan kita manakala anak kita meminta tolong mengambilkan sesuatu untuknya? Bukankah kita merasa sangat dihargai bila anak kita berkata, "Terima kasih mama..." maka, mulai dari sekarang, budayakanlah kata maaf, tolong dan terima kasih. Tuhan pasti akan menolong kita.(a)

Tuhan Yesus Memberkati.

Bisakah Kita Menguasai Diri

"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya." -Amsal 25:28-

Dahulu kala kota-kota selalu dikelilingi oleh tembok yg tinggi. Tembok tsb berfungsi sbg benteng perlindungan yg kuat thd serangan musuh. Jika tembok tersebut runtuh musuh dapat dgn mudahnya memasuki kota itu dan mendudukinya. Begitu juga orang yg kehilangan penguasaan diri akan menjadi sasaran empuk Iblis. Kehidupannya akan mudah tergoncang dan tidak pernah merasa aman, karena ia telah ditawan dan diperdaya oleh Iblis, sebab "si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yg mengaum-aum dan mencari orang yg dpt ditelannya." (1 Ptr.5:8b)
Penguasaan diri dalam segala hal sangat penting bagi anak-anak Tuhan.Orang yg memiliki penguasaan diri mampu mengendalikan diri, menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan dan dapat mendisiplinkan diri sendiri.
Daud dapat menguasai diri sehingga tdk membunuh Saul meskipun ia memiliki kesempatan balas dgn terhadap kejahatan yg dilakukan Sauld terhadapnya. "Berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kpd orang-orangnya: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yg demikian kepada tuanku, kpd orang yg diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yg diurapi TUHAN."(1 Sam.24:6-7).
Yusuf, pemuda yg takut akan Tuhan, digoda dan dibujuk oleh istri Potifar, "Marilah tidur dgn aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya ditangan perempuan itu dan lari ke luar." (Kej.39:12). Yusuf dapat menguasai dirinya dari perangkap istri tuannya itu dan menjaga kekudusan dgn tidak mencemarkan diri. Itulah sebabnya kehidupan Yusuf semakin berkenan di hadapan Tuhan. Penguasaan diri tidak datang dgn sendirinya namun melalui suatu proses yaitu tunduk pada pimpinan Roh Kudus; tanpa-Nya mustahil kita dapat menguasai diri terhadap musuh.

Tinggal dalam Fiman-Nya dan mengijinkan Roh Kudus bekerja adalah kunci untuk memiliki penguasaan diri! (RH-AH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Don't Worry

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, seba Ia yang memelihara kamu. 1 Petrus 5:7"

Lagi-lagi tentang khawatir dan kenyataannya kita memang banyak kesibukkan dengan urusan yang bernama khawatir. John Newton mengatakan, "Kita dapat dengan mudah mengatasi bila kita mau mengambil hanya beban hari ini. Tetapi beban akan menjadi terlalu berat bagi kita dan bila kita harus memikul beban hari kemaren pada hari ini ditambah beban hari esok sebelum kita perlu menanggungnya".

Seorang bijak mengatakan, khawatir itu seperti kursi goyang, yang memberikan sesuatu untuk kita lakukan namun tidak pernah membawa kita sampai kemanapun. Sama seperti yang Petrus katakan, "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu". Mengapa demikian? karena dengan jelas dan pasti saat Yesus berbicara tentang kekhawatiran, Ia mengatakan, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (a)

Jadi mengapa harus khawatir? Don't Worry! Janganlah khawatir tentang hari esok...

Tuhan Yesus Memberkati.

Dirindukan

"Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Lukas 24:28"

Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya rindu. Rindu kepada orang yang kita kasihi, karena sedang pergi jauh atau karena sudah begitu lama tidak bertemu. Kadang-kadang bahkan tak perlu waktu lama untuk membuat seseorang merasa rindu. Sepasang kekasih yang baru saja bertemu sejam lalu bisa saja merasa rindu karena tengah dilanda asmara. Seorang ibu yang punya anak balita bisa saja merasa sangat kangen dengan anak yang baru ditinggalnya beberapa saat saja. Rindu adalah perasaan alamiah yang muncul dalam hati prang yang saling mengasihi.

Tuhan mengasihi kita. Alkitab mencatat berkali-kali betapa Tuhan merindukan umat-Nya. Kerinduan-Nya dilukiskan seperti seorang ayah yang menantikan anaknya pulang. Seperti seorang suami mengharapkan istrinya kembali. Seperti induk ayam ingin mengumpulkan anak-anaknya dibawah naugan sayapnya. Allah sangat merindukan kita. Ia rindu kepada kita karena Ia sangat mengasihi kita.

Raja Daud pun pernah menyatakan kerinduannya akan Allah dalam mazmurnya. Seperti rusa yang merindukan sungai. Kerinduan bisa disamakan seperti rasa haus. Rasa haus tak bisa dipuaskan dengan kita melihat air atau hanya dengan membayangkan kesegaran air. Rasa rindu kita tidak akan bisa dipuaskan dengan kita mengatakan "i miss you" setiap hari, melihat foto seseorang setiap saat, atau membayangkan wajah orang yang dirindukan. Hanya ada satu cara saja untuk memuaskan kerinduan, yaitu dengan bertemu!

Allah senang jika kita merindukan-Nya. Ketika Ia menampakan diri kepada dua orang yang tengah dalam perjalanan ke Emaus, ditengah perjalanan Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya -- berpisah dengan mereka. Untuk apa Ia melakukan hal itu? Tentu saja untuk menguji hati mereka. Ketika mereka mendesak-Nya untuk tetap tinggal, ketika mereka merindukan kehadiran-Nya, maka Ia menyatakan diri-Nya kepada mereka. Adakah kita memiliki kerinduan yang sungguh-sungguh kepada-Nya? Apakah kita haus akan Dia? Allah rindu memuaskan dahaga kita. Mari kita temui Dia!(t)

Tuhan menyatakan diri-Nya kepada orang yang rindu mencari DIA.

Tuhan Yesus Memberkati.

Dewasa Didalam Tuhan

"Sungguh benar kata-Ku ini: Ketika engkau masih muda, engkau sendiri mengikat pinggangmu, dan pergi ke mana saja engkau mau. Tetapi kalau engkau sudah tua nanti, engkau mengulurkan tanganmu, dan orang lain yang mengikat engkau dan membawa engkau ke mana engkau tidak mau pergi." (Yohanes 21:18, BIS)

Dalam satu kesempatan, Tuhan Yesus menanyakan kepada Petrus apakah ia mengasihi Tuhan sampai tiga kali. Maksud Tuhan di sini adalah untuk mengubah Petrus menjadi dewasa dgn kasih Agape.

Perbedaan antara seseorang yg dewasa dan yg belum dewasa adalah:

1. Keadaan masih muda, belum dewasa(Yoh.21:18), artinya muda rohani, masih kekanak-kanakan, tidak konsisten, mudah terombang ambing, berfokus kepada dirinya sendiri.
Cirinya:
  • Mengikat pinggang sendiri. Pinggang berbicara ttg kekuatan(Yeh.47:4), menunjukan ketika Yehezkiel masih muda, ia masih dapat menahan dgn kekuatannya sendiri sampai air setinggi batas pinggang. Pinggang juga berbicara mengenai Kebenaran. 
  • Berjalan kemana saja yg dikehendaki diri sendiri(Mikha 2:13). Orang muda masih sering fokus kpd dirinya sendiri dan mengutamakan tujuannya masing-masing, bukan tujuan bersama sehingga sulit mengikuti tuntunan, visi dan cenderung liar atau cepat berubah-ubah karena bergerak sendiri.

2. Keadaan tua/dewasa, artinya: matang, konsisten, bertanggung jawab, bijaksana, menimbang segala keputusan dan fokus pada tujuan hidup, cirinya:
  • Mau mengulurkan tangan(Mzm 24:4). Tangan berbicara mengenai pelayanan, pekerjaan dan usaha. Mau melakukan sesuatu dalam tuntunan,yg memiliki arahan dan bertanggung jawab. Menjelaskan juga bahwa tangan yg bersih dan hati yg suci menunjukkan kematangan dalam bertindak. 
  • Mau diikat orang lain(Tdk melawan visi dari Tuhan; Ef. 4:16), artinya bersedia di bawah otoritas kepemimpinan yg ditunjuk oleh Tuhan. Memiliki komitmen dan penundukan diri yg sangat kuat kepada Tuhan dan hamba-hambaNya. *Mau dibawa ke tempat yg tidak dikehendaki. Seorang yg dewasa akan fokus kepada tujuan dan rela menuju tujuan itu, sekalipun tidak enak untuk dijalani. Petrus rela menjalani pelayanan sekalipun ia tahu bahwa ia akan mati dalam pelayanan, tapi ia tahu tujuan pelayanan itu dan berdampak sampai hari ini.
Kedewasaan rohani dalam Tuhan akan sangat menentukan sikap kita dalam semua keputusan dan tindakan.

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 01 September 2010

Cangkir dan Ember Berkat

"Para imam akan Kupuaskan dgn makanan berkelimpahan; dan semua yg umat-Ku perlukan akan Kuberikan. Aku, Tuhan, yg mengatakan." (Yeremia 31:14, BIS).

Apa yg kita percayai hari ini? Apa yg kita harapkan hari ini? Semua itu akan menentukan tindakan kasih kita.

Jika kita punya sebuah cangkir kosong, Tuhan akan mengisi cangkir itu dgn 'air' berkat hingga cangkir itu penuh. Dan jika kita telah memiliki sebuah ember, Tuhan juga akan mengisi ember itu dgn berkat-Nya, hingga ember itu penuh. Tuhan tidak akan pernah salah mengisi 'air' berkat-Nya pada sebuah cangkir atau pada sebuah ember. Kita pun tidak akan bisa memiliki 'ember' jika 'cangkir' kita belum penuh. Artinya, apapun yg kita miliki saat ini adalah sebuah ukuran iman dan pengharapan yg ada pd diri kita. Itu adalah ukuran yg tepat bagi Tuhan utk memenuhinya dgn berkat-Nya. Jadi, apapun yg kita miliki saat ini, Tuhan tetap mengisi dgn berkat-Nya hingga penuh.

Mari kita pikirkan hal yg sederhana, jika kita tidak menggunakan isi 'air' berkat di dalam cangkir atau ember kita, aliran air berkat yg Tuhan curahkan akan berhenti.
Sadari keterbatasan kemampuan yg kita miliki, air berkat yg dicurahkan utk sebuah ember, tidak akan bisa ditampung seluruhnya di dalam sebuah cangkir.
Semakin sering kita membagikan isi air berkat itu kepada orang lain, aliran air berkat akan terus memenuhi isinya kembali.

Tuhan Yesus Memberkati.

Taat Pasti Selamat

''Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.'' (Yesaya 1:19)

Sebuah angin badai menyapu Inggris tahun 1881. Hal ini membuat nelayan di sana tidak bisa melaut. Suatu hari, tiba-tiba matahari bersinar cerah. tampaknya badai sudah berlalu, sehingga para nelayan ingin melaut lagi. Empat puluh kapal bersiap meninggalkan dermaga. Sebelum berangkat, kepala dermaga memperingatkan mereka bahwa badai akan datang lagi .Dia meminta mereka agar mengurungkan niatnya untuk pergi, namun mereka mengabaikan peringatan itu dan tetap melaut juga. Beberapa jam kemudian, amgin badai menyapu laut. Hanya sedikit nelayan yang kembali dan hampir semuanya tewas dalam bencana tersebut.

Simson sudah diperingatkan Tuhan untuk tidak bergaul dengan perempuan kafir, namun ia menolak. Dan akhirnya ia jatuh ke tangan Delila yang menyebabkan hidupnya hancur. Nabi Eliza sudah memberitahukan agar orang-orang tidak mencari mayat nabi Elia, namun mereka tidak mau mendengar. Mereka tetap mencari dan mencari sampai tiga hari lamanya, namun tidak berhasil menemukan mayat Elia, karena memang ia sudah terangkat ke surga.

Banyak kisah di Alkitab yang berujung pada kesia-siaan karena ketidaktaatan. Dan hal itu pun masih berlaku sampai hari ini. Ayat di atas mengingatkan agar kita menurut dan mendengar-Nya supaya kita memakan hasil yang baik. Karena itu, mari belajar taat pada perkataan Roh Kudus agar kita menikmati semua yang baik yang telah dijanjikan-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati

Badut Stress

''Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.'' (Yohanes 14:1)

Suatu hari seorang pria datang untuk berkonsultasi dengan psikolog.
''Dokter, saya selalu merasa tertekan. Apa saja yang harus saya lakukan, saya masih merasa stress. Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan untuk menghilangkan rasa depresi ini.''
Sang psikolog berkata, ''Mari kita berdiri di dekat jendela itu.'' kemudian sang psikolog sambil mengulurkan telunjuknya berkata, ''Apakah anda melihat tenda di kejauhan itu? Nah, di sana ada banyak pertunjukan sirkus yang bagus. Ada bermacam-macam pertunjukan yang dapat kita tonton, khususnya aksi badut. Di sana ada seorang badut yang sangat lucu. Dia akan membuat anda terpingkal-pingkal. Pergilah nonton badut itu! Saya jamin anda tidak akan stress lagi.''
Pria itu memandang sang psikolog dengan tatapan sedih dan berkata, ''Tetapi dokter, sayalah badut itu!''

Ya, seringkali kita tidak menyangka kalau seorang artis yang suka menghibur orang lain pun terkadang malah sering dilanda kesepian.
Seorang yang kaya raya malah merasa bahkan ia orang yang miskin karena tidak memiliki teman dan sahabat. Bahkan raja salomo yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan dan hikmat yang luar biasa pun, di dalam Pengkhotbah sering mengatakan bahwa semuanya adalah kesia-siaan saja.

Di dalam hidup kita memang ada satu ruang yang hanya bisa diisi oleh kehadiran Tuhan saja. Itu tidak bisa digantikan oleh kekayaan, kepopuleran, atau apa pun. Bagaimana pun keadaan kita, senang, susah, berpalinglah selalu kepada Tuhan. Karena hanya Dialah sumber kekuatan, penghiburan, dan damai sejahtera kita.

Tuhan Yesus Memberkati

Melakukan Yang Disenangi

''Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkua.'' (Pengkhotbah 7:21)

Di tengah kegelapan yang amat pekat, duduklah sebatang lilin di atas sebongkah batu. Sekalipun nyalanya kecil, sinar cahayanya seolah-olah memecah keangkuhan kegelapan. ''Mengapa engkau hadir di sini?'' tanya kegelapan. ''Lho, memangnya kenapa?'' Lilin balik bertanya. ''Bukankah engkau lebih bermanfaat bila ada di tempat lain, bukan di tempat yang terlantar ini?'' ''Ya, mungkin itu benar. Tetapi dengarlah sahabat, ''kata lilin dengan lembut. ''Aku bercahaya karena memang aku cahaya. Bukan karena ada manfaatnya, apalagi hanya karena ingin dilihat orang.'' Lalu untuk apa engkau bercahaya?'' tanya kegelapan. ''Pertanyaanmu keliru, bukan untuk apa! Aku bersinar karena itu memberi kegembiraan kepadaku. Titik.''

Ya, dalam hidup ini tanpa sadar kita hanya melakukan sesuatu, karena hal itu dilakukan oleh kelompok mayoritas. Kita mengambil keputusan karena hal tersebut dominan atau kebanyakan dipilih orang. Akhirnya, kita hanya menjadi pribadi yang membeo atau sekedar ikut-ikutan saja. Padahal kita tahu bahwa bukan hal itu yang diinginkan oleh hati kita. Namun, karena kita takut menjadi orang yang berbeda, jadi kita pun memutuskan untuk mengikuti arus saja.

Ingatlah, bahwa hidup hanya sekali, karena itu lakukan hal yang benar-benar kita inginkan dan sukai (hal positif), tanpa harus memusingkan pendapat orang lain. Nikmatilah apapun yang kita lakukan, meskipun mungkin itu kelihatannya tidak umum atau berbeda dengan orang-orang di sekitar kita. Jadilah diri sendiri, dan nikmatilah hari-hari kita.

Tuhan Yesus Memberkati

Senin, 30 Agustus 2010

Menertawakan

Bacaan: Mazmur 35:1-28

"Saksi-saksi jahat bangkit melawan aku,dan menuduh aku melakukan hal-hal yg tidak kuketahui. Kebaikanku mereka balas dgn kejahatan; aku tenggelam dalam keputusasaan. Waktu mereka sakit, aku sedih dan tidak makan; aku berdoa dgn menundukkan kepala, seperti mendoakan seorang saudara atau seorang sahabat karib. Aku tunduk menangisi mereka, seolah aku berkabung untuk ibuku sendiri. Tetapi waktu aku susah, mereka senang, dan berkerumun melawan aku. Mereka berjalan terpincang-pincang untuk menghina aku. Mereka terus mengolok-olok seorang lumpuh, dan memandang aku dgn benci. Sampai kapan, ya TUHAN, sampai kapan Engkau hanya memandang saja? Selamatkanlah aku dari serangan mereka, luputkanlah nyawaku dari singa-singa itu." (Mzm. 35:11-15, BIS)

Pernahkah kita merasa bahwa hidup ini terlalu sesak? Seperti saat kita memakai sepatu yg kekecilan? Banyak komitmen, janji-janji yg kita buat dan itu memang kita sendiri yg memutuskannya. Karena terlalu banyak janji, komitmen itu kita tidak bisa tidur, di tengah malam sering terbangun hanya untuk memikirkan apa yg harus diperbuat esok hari. Jika kita sudah mengalami cara hidup seperti itu, mungkin setiap hari kita akan selalu bertemu dgn ketakutan, kekawatiran dan sepaket rasa putus-asa lainnya.

Jadi semuanya itu bukan salah orang lain, lalu kita jadi sibuk mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain yg memberikan berbagai pilihan yg di dalam hidup kita. Kita tentu tidak akan menyebut banyak pilihan jika kita sudah memutuskan sesuatu. Tentu kita tidak ingin kembali ke fase pilihan, jika kita sudah berjalan di fase keputusan yg sudah kita ambil. Ini salah satu yg membuat pola pikir kita sering terbalik-balik.

Jangan memusingkan hal-hal kecil yg bukan bagian kita. Jika kita sudah memutuskan, biarkan Tuhan Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kita hanya perlu terus menerus rendah hati utk percaya hingga kita bisa tertawa lega melihat campur tangan Tuhan di setiap masalah kita.

"Semoga orang yg ingin melihat aku dibenarkan bersorak dan bergembira. Semoga mereka berulang-ulang berkata, "Sungguh agunglah TUHAN! Ia menginginkan keselamatan hamba-Nya! Maka aku akan mewartakan keadilan-Mu, dan memuji Engkau sepanjang hari." (Mzm.35:27-28, BIS)

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 24 Agustus 2010

Ketika Sedang Bingung

''Aku menyangka dalam kebingunganku: ''Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu.'' Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong.'' (Mazmur 31:23)

Di Amerika ada seorang pengusaha kaya divonis oleh dokter kalau umurnya hanya tinggal 3 bulan karena ia terserang kanker ganas. Pengusaha itu pun teringat dengan kekayaannya yang banyak. Dalam kebingungannya ia bertanya pada Tuhan, ''Tuhan apa yang harus aku lakukan?'' Dengan bisikan lembut dari dalam hati Tuhan menjawab, ''Berikan kekayaanmu untuk membiayai pekabaran injil di negara ini'' Si pengusaha langsung menyerahkan 99% hartanya untuk pekerjaan Tuhan, dan 1% lagi untuk membiayai pemakamannya nanti. Setelah 3 bulan mujizat terjadi! Pengusaha itu masih hidup bahkan Tuhan menambahkan umurnya.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, ada kalanya pikiran kita menjadi buntu dan kusut karena beban pekerjaan yang meningkat setiap harinya. Di saat seperti itu, kita pun jadi tidak tahu harus melakukan apa. Ya, kita bingung. Kita tidak tahu bagaimana melangkah dan harus mengambil keputusan seperti apa. Bila kita dalam situasi seperti itu, ada baiknya kita bertukar pikiran dengan pasangan, orang tua, sahabat, hamba-Nya atau rekan kerja di kantor. Namun hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah bertanya kepada Tuhan. Ambillah waktu sejenak, tenangkan diri, dan berdoalah. Mintalah pimpinan Roh Kudus untuk menuntun langkah kita.

Agustinus seorang bijak memberi pesan, ''Lakukan apa yang dapat kita lakukan, dan berdoalah apa yang tidak dapat kita lakukan.'' Percayalah di dalam Tuhan selalu ada jalan keluar yang pasti bagi kebingungan kita.

Tuhan Yesus Memberkati

Sepuluh Persen

''Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.'' (2 Korintus 8:3)

Bayangkan ada dua orang sama-sama memiliki uang, masing-masing sebesar 10 juta dan 100 juta. Lalu, keduanya sama-sama harus menyerahkan uang sebesar 1 juta. Siapa yang akan lebih merasa keberatan? Tentu kita setuju jika orang yang memiliki 10 juta itulah yang akan lebih merasa keberatan. Bahkan jika kondisinya kini ada dua orang. Orang pertama punya uang sebanyak 12 juta dan dimintai 1 juta sedangkan yang kedua memiliki uang 1 juta dan dimintai 100 ribu saja. Tetap saja, orang kedua yang hanya memiliki 1 juta itu yang lebih merasa keberatan.

Di banyak situasi, hal ini juga sering terjadi. Banyak orang tidak bisa mencapai kualitas maksimal saat melakukan sesuatu hanya karena mereka tidak setia dalam sepuluh persen ini. Lebih sulit memasak nasi goreng atau membuat kue tart? Tapi, membuat nasi goreng kualitas restoran seringkali lebih sulit dari membuat kue tart biasa. Memberi senyum hangat, sapaan, dan ucapan terima kasih seringkali lebih sulit daripada memberikan potongan harga. Atau, buat apa harus mengangkat telepon setelah dering pertama, bukankah yang penting kita bisa menjawab komplain pelanggan yang menelepon tadi? Buat apa membuat brosur dengan desain menarik, bukankah yang penting pesannya tersampaikan? Ya, semua hal di atas kadarnya mungkin hanya sepuluh persen dari keseluruhan proses. Tapi seringkali untuk melakukan yang sepuluh persen itu, rasanya berlipat-lipat kali sulitnya.

Apakah sepuluh persen itu tidak penting? Tentu tidak! Justru sepuluh persen itu yang seringkali menjadi kunci untuk memberikan layanan yang spesial. Mungkin, itu sebabnya, Tuhan bahkan tidak minta umat-Nya mempersembahkan seluruh harta mereka ke rumah Tuhan, tapi cukup sepersepuluh saja ''Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan'' (Maleakhi 3:10).
Faktanya, itu seringkali lebih sulit daripada jika kita diminta memberikan semua yang kita punya. Apakah kita heran mengapa pelanggan lebih suka membeli dari kompetitir, meski kualitas produk dan harganya sama dengan perusahaan kita? Mungkin karena ada sepuluh persen yang masih belum kita kerjakan dengan setia. Sepuluh persen itu mungkin berupa hal-hal simpel, tapi karena tidak kita lakukan maka pengaruhnya bisa besar.

Ketika banyak orang merasa hal itu tidak perlu dilakukan, seringkali itulah yang justru dibutuhkan

Tuhan Yesus Memberkati...

Kesungguhan Hati

''Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.'' (2 Tawarikh 16:9a)

Tahun 1947, Enrico Fermi seorang profesor peraih Nobel Fisika di University of Chicago dijadwalkan mengajar satu kuliah ilmu fisika. Waktu itu, ia tinggal di Wisconsin dan sedang mengerjakan satu riset penting. Ia berencana datang ke kelas 2 kali seminggu walaupun cuaca musim dingin sangat buruk. Tapi apa yang terjadi? Ternyata yang mendaftar kelas itu hanya 2 mahasiswa asal Tiongkok. Orang-orang berpikir profesor itu akan membatalkan kelasnya karena bagi orang sekaliber dirinya, mengajar 2 orang tentu hanya buang waktu. Tapi, di luar dugaan, demi kedua muridnya itu, ia mau tetap mengajar meski harus mengemudi sejauh 100 mil pulang pergi melalui jalan yang licin dan berliku di musim dingin. Murid-muridnya juga belajar dengan giat. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1957, kedua muridnya yang bernama Lee Tsung Dao dan Yang Chen Ning itu mengikuti jejak Fermi memenangkan hadiah Nobel dalam bidang fisika.

Apapun yang kita tabur hari ini, kelak kita pasti menuainya di kemudian hari. Bagaimana cara kita melakukan pekerjaan hari ini, kelak kita pun akan menuai hasilnya di kemudian hari. Menanam benih yang baik, menuai hasil yang baik pula. Menanam sebuah benih kesungguhan hati, suatu hari kelak kita akan menuai hasil yang terbaik juga.

Kesungguhan hati berarti kita akan melakukan apapun dengan sungguh-sungguh dan cara terbaik tanpa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Hanya saja, kerap kali kualitas kerja kita dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Kita baru serius ketika ada atasan yang memperhatikan. KIta baru sungguh-sungguh jika upahnya sesuai. KIta baru sungguh-sungguh jika kondisinya menyenangkan bagi kita. Tapi, bagaimana jika kondisinya berbeda? Banyak orang lalu bekerja tidak dengan sepenuh hati. Padahal, sekalipun kita tidak mendapatkan hasil pekerjaan kita hari ini, percayalah bahwa pekerjaan yang kita lakukan dengan kesungguhan hati hari ini akan tetap bertumbuh. Tuhan selalu memperhitungkan kesetiaan dan kesungguhan hati kita dalam bekerja, Suatu hari kelak, kita pasti menuai buah dari kesungguhan hati kita.

Bekerjalah dengan kesungguhan hati, baik atau tidak baik situasinya

Tuhan Yesus Memberkati

Kelelahan Kita, Rahasia dan Jawaban-Nya

"Ingatlah, pada Hari Kiamat, orang Sodom akan lebih mudah diampuni Allah daripada kalian!" Pada waktu itu Yesus berdoa, "Bapa, Tuhan yang menguasai langit dan bumi! Aku mengucap terima kasih kepada-Mu karena semuanya itu Engkau rahasiakan dari orang-orang yang pandai dan berilmu, tetapi Engkau tunjukkan kepada orang-orang yang tidak terpelajar. Itulah yang menyenangkan hati Bapa." (Matius 11:24-27, BIS)

Banyak masalah di dunia ini yg membuat kita frustasi dan merasa lelah menjalani hidup ini. Mungkin, semakin kita berupaya keras menjalani hidup ini, sepertinya hanya kelelahan yg penuh kesia-siaan saja yg kita dapatkan. Jika kita sudah mengalami kelelahan dan kebingungan di dalam perjalanan hidup ini, langkah pertama yg harus kita lakukan adalah "datang kpd Tuhan Yesus dan bersikap jujur pada-Nya". Akui jika kita memiliki sesuatu yg kita rahasiakan, yg belum pernah diceritakan pada-Nya. Meski Dia sudah tahu apa yg kita rahasiakan, Dia akan tetap menunggu kita mengakui lalu memohon agar Tuhan Yesus membantu bekerja menangani masalah kita. Karena Yesus mengatakan hanya Dia satu-satunya solusi bagi kelelahan jiwa kita di dalam hidup ini.

"Datanglah kepada-Ku kamu semua yang lelah, dan merasakan beratnya beban; Aku akan menyegarkan kamu. Ikutlah perintah-Ku dan belajarlah daripada-Ku. Sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati, maka kamu akan merasa segar. Karena perintah-perintah-Ku menyenangkan, dan beban yang Kutanggungkan atasmu ringan." (Matius 11:28-30, BIS)

Mari kita sama-sama datang kpd-Nya dan mengakui rahasia di hidup kita hingga sekecil-kecilnya. Nantikan sejenak, kita akan dapatkan suasana sukacita, damai sejahtera Allah, yg meluap dari dalam diri kita. Lalu perhatikan orang-orang di sekeliling kita pun akan ikut merasakan sukacita dan damai sejahtera yg terpancar dari diri kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Bersikap Seperti Yesus Kristus.

Apakah benar bahwa orang Kristen saling menghibur? Apakah kasih orang Kristen cukup besar untuk menolong sesamanya? Apakah persaudaraan orang Kristen di dalam Tuhan Allah dan Roh yg sama kita miliki, mempunyai arti bagi sesama manusia? Apakah orang Kristen berhati lembut dan menaruh belas kasihan? Jika demikian halnya, layanilah hati sesama manusia dgn saling mengasihi dan hidup rukun serta bekerja sama dengan satu hati, satu pikiran, dan satu tujuan.

Kita tidak mungkin bisa berbuat seperti apa yg Tuhan lakukan kpd umat-umat-Nya. Namun Tuhan Yesus menunjukkan arti penting sebuah sikap di dalam menjalani tujuan hidup sebagai orang Kristen. Dan kita anak-anak-Nya yg mengasihi Tuhan Yesus bisa memiliki dikap seperti-Nya.

"Jangan mementingkan diri sendiri; jangan hidup sekadar untuk memberi kesan baik kepada orang lain. Hendaklah rendah hati dgn menganggap orang lain lebih baik daripada Saudara sendiri. Jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi perhatikanlah juga kepentingan orang lain. Hendaklah Saudara bersikap seperti Yesus Kristus, yang tidak menuntut dan tidak tetap berpegang kepada hak-hak-Nya sebagai Allah, meskipun sebenarnya Dia Allah. (Filipi 2:3-6,FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Harta Di Dalam Tubuh

Harta terang dan kuasa ada di dalam tubuh kita.

Fakta yg sangat sederhana pada diri kita adalah:
Tuhan Allah telah meletakkan harta-mutiara di dalam diri kita. Dia membuat bait-Nya di tubuh kita. Sebuah ruangan khusus, tempat Roh Allah tinggal di dalamnya. Tugas dan tanggung jawab kita adalah mempertahankan keutuhan bait itu. Diperlukan pemeliharaan hubungan dan pekerjaan secara teratur di dalam tenang, penguasaan diri dan setiap doa, agar Roh Allah tetap terus tinggal di dalam ruang jiwa kita. Jika kita ceroboh dan menyia-nyiakan dgn mengabaikan hubungan diri kita dgn Roh Allah, sama halnya kita sedang mengusir-Nya dari bait-Nya di tubuh kita. Tindakan yg menyakitkan hati-Nya itu hanya akan berakhir pada kehancuran di dalam setiap langkah kita. Dan pada saat itu iblis akan sangat leluasa menguasai ruangan khusus di dalam diri kita.

"Tetapi harta yg berharga ini, yaitu terang dan kuasa yg sekarang bercahaya di dalam diri kami, seolah-olah tersimpan di dalam wadah yg rapuh, yaitu tubuh kami yg lemah. Semua orang dapat melihat, bahwa kuasa yg penuh kemuliaan di dalam kami pasti berasal dari Allah dan bukan milik kami sendiri. Dari segala penjuru kami ditimpa oleh kesulitan, tetapi kami tidak hancur luluh. Kami bingung, karena kami tidak tahu mengapa hal-hal itu terjadi, tetapi kami tidak putus asa atau menyerah. Kami dikejar-kejar, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan kami. Kami dihempaskan, tetapi kami bangun lagi dan terus maju." (2 Kor. 4 :7-9, FAYH).

Dengan iman kpd-Nya, kita menahan setiap ujian dan percobaan dari iblis. Hanya dgn percaya sepenuhnya kpd Tuhan Yesus dan tidak membatasi Dia. Karena hanya Dia yg memampukan kita menjadi kuat. Hanya Dia yg dapat membantu kita menjadi berkat, terang bercahaya bagi orang lain dan menyatakan kpd dunia ini bahwa kuasa yg penuh kemuliaan di dalam kita adalah berasal dari Tuhan Allah.

"Jadi, kami tidak memperhatikan apa yg kami lihat sekarang, yaitu segala kesulitan di sekeliling kami, tetapi kami mengharapkan kesukaan di surga yg belum kami lihat. Kesulitan-kesulitan akan segera berlalu, tetapi kesukaan yg akan datang kekal untuk selama-lamanya." (2 Kor. 4:18, FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 05 Agustus 2010

Cukup

"Ia sendiri telah mengalami penderitaan dan cobaan. Karena itu, Ia dapat merasakan penderitaan dan cobaan yang menimpa kita dan Ia benar-benar sanggup menolong kita." (Ibrani 2:18,FAYH)

Yesus cukup marah dan membersihkan, ketika Bait Allah dikotori seperti pasar.
Yesus cukup lapar hingga makan biji-bijian mentah,
Yesus cukup bingung hingga Ia pun menangis di depan umum,
Yesus cukup menyenangkan hingga menarik perhatian anak-anak
Yesus cukup radikal hingga Ia ditendang keluar dari kota,
Yesus cukup bertanggung jawab untuk merawat ibu-Nya,
Yesus cukup tergoda untuk tahu pekerjaan-pekerjaan iblis,
dan Yesus cukup takut hingga Ia berkeringat bercampur darah.

Tuhan Yesus Memberkati.

"Think Different"

'Sebab: ''Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?'' Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.' (1 Korintus 2:16)

Siapa tak kenal bos Apple Computer, Steve Jobs? Nama dan kiprahnya dikenal luas sebagai jaminan kualitas di dunia IT. Para karyawannya pun mengenal Steve sebagai sosok perfeksionis yang tidak akan membolehkan proyek dihentikan sebelum sesuai standar yang diharapkannya. Soal filosofi, Jobs pernah berucap, ''Setiap pagi saya selalu menatap cermin dan berkata, 'Kalau hari ini adalah hari terakhir dalam hidup saya, apa yang akan saya lakukan?' Dengan begitu, saya tak akan takut gagal, malu, atau rugi, dan berani mengambil keputusan besar dan riskan.''

Selain itu Steve juga merupakan sosok yang selalu tampil beda. Ia berpikir berbeda, menerapkan sesuatu dengan cara yang berbeda, dan selalu berusaha memberi arti berbeda bagi lingkungannya. Tak heran jika slogan Apple Corp. yang dipimpinnya juga merefleksikan visi sang pemimpin: ''Think Different.'' Pengalaman hidup Steve yang bahkan pernah terpuruk gara-gara idealismenya itu justru menempanya menjadi orang yang harus selalu mencoba sesuatu atau cara yang berbeda dari sebelumnya. Filosofi 'tampil beda' mendorong teknologi Apple, ipod dan ipad sebagai piranti dengan teknologi terdepan.

Dunia selalu berubah, bila kita selalu memakai cara-cara 'kemarin' tentu saja kita akan tertinggal oleh kompetitor kita. George Bernard Shaw pernah berkata, ''Kemajuan mustahil tanpa perubahan, dan mereka yang tidak bisa mengubah pikiran mereka tidak bisa mengubah apa pun.'' Ya, kita para karyawan bisa berganti-ganti keluar masuk ke berbagai perusahaan atau bahkan berganti profesi. Kita, para usahawan bisa mencoba berbagai bisnis. Kita para pengusaha bahkan bisa mengganti brand atau kemasan kita. Semua itu boleh saja. Tapi, pastikan dulu pola pikir dan tindakan kita berbeda dari sebelumnya. Bisa jadi hal pertama yang harus kita perbaharui dulu adalah pola pikir dan cara pandang kita. Dengan demikian, pada akhirnya kita pun akan mendapatkan hasil yang berbeda pula.

Tuhan Yesus Memberkati.

Iman yang Melihat

"Karena beriman, maka Abraham bisa mendapat keturunan dari Sara, sekalipun Abraham sudah terlalu tua, dan Sara sendiri mandul. Abraham yakin bahwa Allah akan menepati janji-Nya." (Ibrani 11:11, BIS)

Mata melihat singa berkeliaran. Iman melihat malaikat mengelilingi Daniel.

Mata melihat badai. Iman melihat pelangi di atas bahtera Nuh.

Mata kita melihat kesalahan kita. Iman kita melihat Juruselamat kita.

Mata kita melihat kesalahan kita. Iman kita melihat darah-Nya.

Iman adalah mempercayai apa yang mata kita tidak bisa melihat.

Tuhan Yesus Memberkati.

Jadi Berkat

Jika pada hari ini kita memang mempunyai sifat seorang pemberi, disaat bangun setiap pagi kita akan berkata, "Aku diciptakan untuk menjadi berkat!"
Bila kita menghormati Allah dan menempatkan Dia setiap paginya, menjadi yang pertama dalam mengawali hidup kita, Allah akan menghargai dan merespon perjalanan hidup kita.

"Orang yang suka menolong orang lain dengan hartanya mungkin saja bertambah kaya. Tetapi orang kikir mungkin kehilangan segala-galanya. Ya, orang yang murah hati akan menjadi kaya! Dengan menyirami orang lain, ia menyirami diri sendiri." (Amsal 11:24-25, FAYH).

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 04 Agustus 2010

Ayah yang Nggak Jaim

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yohanes 1:12)”

Hubungan yang erat antara ayah dan anak sangat sedap dipandang mata. Ketika melihatnya bermain bersamanya, tertawa bersama dan bercanda bersama. Ayah yang selama ini terkenal “super sibuk” karena tugasnya sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga mau meluangkan waktu untuk bermain dengan buah hatinya. Sungguh merupakan pemandangan yang luar biasa. Menurut penelitian, anak yang dekat dengan sang ayah akan menjadi anak yang lebih cerdas jika dibandingkan dengan anak yang hanya dekat dengan ibunya. Ini dikarenakan sifat lelaki yang selalu suka berinovasi dan menggunakan akal pikirannya dalam melakukan segala sesuatu membuat anak juga melakukan hal yang sama, terbiasa berpikir, menyukai tantangan dan hal-hal yang baru sehingga membentuk kecerdasan pada anak.

Fakta lain yang lebih mengejutkan bahwa ternyata anak-anak sangat tidak menyukai ayah yang suka jaim (jaga image). Mereka lebih suka bila mempunyai ayah seperti contoh; Aming atau Ivan Gunawan yang suka bercanda dan tidak jaim. Mereka sangat tidak suka bila ayahnya berlaku jaim karena tidak mau diajak bermain bersama, tidak suka bercanda, dan tak pernah mengajaknya “berpetualang”. Ayah yang jaim juga tak suka mengucapkan “Papa sayang kamu, Nak.” Padahal kata-kata itu penting bagi anak untuk dapat mengerti bahwa walaupun ayah sedang sibuk ia tak kekurangan kasih sayang ayahnya.

Seperti halnya hubungan Kristus dan jemaat-Nya. Terjalin erat dan mesra sekali. Allah juga sering menyatakan kasih-Nya pada kita.
Hubungan yang erat antara ayah dan anak seperti hubungan kita dengan Allah Bapa kita. Tuhan tak pernah jaim, nyata benar saat Kristus turun ke dunia. Bayangkan, Dia yang Maha Kuasa, Maha Hebat, dan Perkasa mau turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Contoh nyata seorang ayah yang tak jaim! Sudahkah sang suami mengambil peranan sebagai ayah yang tidak jaim bagi anak-anaknya? Sebagai Ibu tentunya bisa mendukung sang suami agar dapat menjalin hubungan yang lebih dekat dengan anak-anak, Jangan jauhkan anak-anak dari sang ayah atau memakai nama ayah untuk menakut-nakuti atau mengancam.(t)

Tuhan kita bukan “sang ayah” yang jaim.

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 03 Agustus 2010

Menyerahkan Kendali

''Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita! (Mazmur 48:15)

Diceritakan ada seorang gadis kecil yang ayahnya berprofesi sebagai seorang pilot pesawat. Ketika mereka melintasi lautan Atlantik tiba-tiba datanglah badai. mengetahui cuaca sekitar buruk, awak pesawat pun membangunkan gadis kecil itu dan menyuruhnya mengenakan sabuk pengaman. Gadis kecil tersebut akhirnya terbangun dan membuka matanya. Saat ia melihat kilatan petir di sekeliling pesawat, bertanyalah ia kepada awak kapal yang membangunkannya, ''Apakah Ayah memegang kendali?'' Awak pesawat menjawab, ''Ya, ayahmu ada di ruang kokpit.'' Begitu mendengar jawaban tersebut, gadis kecil itu tersenyum, menutup matanya, dan kembali tidur.

Allah memegang kendali atas hidup kita, namun Dia memberi kita kebebasan untuk menjadi pilot atas diri kita sendiri seperti yang kita inginkan. Masalahnya sekarang adalah waktu kita memgang kendali atas diri kita sendiri, kita sering menabrak sesuatu, seperti halnya seorang pilot yang belum diajarkan cara menerbang, tetapi diberi tanggung jawab memegang kendali pesawat terbang.

Allah mengenal kita, Dia mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan kita, dan Dia tahu yang terbaik buat kita. Jika kita bersedia menyerahkan kendali hidup kita kepada-Nya, Dia akan membawa kita ke tempat yang telah dijanjikan-Nya dengan keadaan selamat. Kita akan merasakan ketenangan di dalam dunia ini bila Tuhan Yesus lah yang menjadi pengendali kehidupan kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 25 Juli 2010

Menggunakan Wibawa Tuhan Yesus

Menggunakan wibawa dari Roh Kudus untuk mengatasi dosa dan kelemahan

Seringkali kita tetap terbelenggu karena kita mengira bahwa Tuhan tak mau membebaskan kita. Kita tak boleh secara pasif menerima masalah, tetapi kita harus menyatakan kemenangan Yesus atas daging dgn tegas dan seringkali dalam kata-kata yang diungkapkan.

Bila kita menggunakan wibawa Tuhan Yesus, kita menerapkan Kabar Baik dalam hidup kita, yaitu bahwa Yesus sudah mengatasi daging melalui kematian dan kebangkitan-Nya dan bahwa Roh Kudus tinggal di dalm hati kita serta memberi kita kuasa untuk hidup bebas dari dosa.

Banyak masalah pribadi akan diatasi dengan cepat bila kita menggunakan wibawa Bapa kita dalam berdoa: "Aku adalah ciptaan baru, bait Roh Kudus. Aku tidak mau lagi merasa khawatir atas masalahku. Yesus sudah memberikan kepadaku wibawa untuk mengatasimu, hai rasa khawatir."


Seperti halnya dengan bersukacita dalam segala keadaan, pernyataan untuk bebas dari dosa mengungkapkan dan membangkitkan iman. Iman yang lebih besar ini mengakibatkan Allah bekerja lebih kuasa. (Holytrinitycarmel)

Tuhan Yesus Memberkati.

Keselamatan

"Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." (Roma 10:8)

Doa bagi Keselamatan:
Tuhan Yesus, aku tahu bahwa aku telah berdoa dan tak dapat menyelamatkan diriku sendiri. Ampunilah aku Tuhan, aku percaya Engkau telah mati di salib bagi dosa-dosaku. Puji syukur dan pujian terimakasihku untuk hal itu. Aku percaya bahwa Engkau telah bangkit dari kematian dan bahwa Engkau hidup selamanya. Aku benar-benar ingin agar Engkau masuk ke dalam hidupku.
Sekarang aku membuka pintu hidupku dan meminta agar Engkau datang dan hidup di dalamku. Aku menerima Engkau sekarang, Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatku.

Puji syukur dan pujian terimakasih karena Engkau telah mendengarkan seruanku. Tolonglah agar aku dapat hidup bagi-Mu.Jadikan aku sebagaimana yang Engkau kehendaki. Amin


"Sebab, jika dengan mulut Saudara mengaku, bahwa Yesus Kristus itu Tuhan Saudara, dan dalam hati Saudara percaya, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka Saudara akan diselamatkan." (Roma 10:9 FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 20 Juli 2010

Makna Dibalik Pekerjaan

Suatu hari, James Gwee, motivator kenamaan menceritakan pengalamannya ketika memberikan kursus mengenai sikap kerja di sebuah hotel berbintang lima di Singapura.

''Salah satu peserta kursus adalah Pak Lim, seorang lelaki berusia 60 tahun yang bekerja di hotel tersebut. Bagi saya, pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah alat, dia memeriksa engsel pintu setiap kamar hotel. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan memeriksa engsel pintu-pintu kamar hotel dan memastikan bahwa setiap engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik.

Pemeriksaan yang dilakukannya bukanlah pemeriksaan ''seadanya.'' Namun pemeriksaan yang amat teliti dan memastikan bahwa setiap pintu boleh dibuka tutup tanpa masalah.

Untuk pemeriksaan satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membuka dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memeriksa pintu kamar berikutnya. Kembali dia melakukan hal yang sama dan begitu seterusnya. Dalam sehari Pak Lim dapat memeriksa 30 pintu kamar. Kita mungkin berpikir, berapa hari yang diperlukan oleh Pak Lim untuk memeriksa pintu semua kamar hotel itu? Kurang lebih sebulan! Tidak mengejutkan, karena hotel berbintang lima itu memiliki sekitar 600 kamar.

Tugas pemeriksaan Pak Lim, diibaratkan sebagai sebuah bulatan. Setelah pintu kamar terakhir selesai diperiksa, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001 dan terus melanjutkan hingga kamar 1600. Rangkaian tugas ini terus berjalan sepanjang tahun. Pekerjaan semacam ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! Namun bagaimana tanggapan Pak Lim tentang pekerjaannya?

Dia mengatakan, ''Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel pintu, tetapi lebih dari itu, yaitu memastikan keselamatan setiap penghuni kamar. Kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran, lalu pintu tidak dapat dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal di dalam kamar. Sekarang anda mungkin dapat memahami bahwa tugas saya bukan sekadar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan orang-orang. Jadi jangan meremehkan pekerjaan saya.''

Jadi, carilah tahu apa makna dibalik pekerjaan kita, supaya kita dapat bekerja dengan rasa bangga, dan yang terpenting, kita akan membuat pekerjaan kita penuh arti, bagi diri kita, bagi keluarga kita dan bagi perusahaan kita.

''Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.'' (Amsal 10:16)

Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 16 Juli 2010

Kesetiaan Itu Perlu

"Karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku." (I Timotius 1:2)

Max Lucado, seorang penulis buku rohani yang terkenal, suatu saat belajar mengenal kesetiaan ketika melihat apa yang dilakukan oleh ibunya saat ayahnya sakit yang melumpuhkan satu-persatu otot tubuhnya. Ibunya merawat ayahnya seperti merawat bayi dengan memandikan, menyuapi, memakaikan pakaian sampai suaminya dipanggil Tuhan. Tidak pernah sekalipun terdengar ibunya mengeluh atau memasang tampang cemberut. Max melihat sosok yang memegang teguh janji setia, seperti yang diucapkan di altar saat pernikahan dan ibunya melakukan semuanya sebagai bukti kasih kepada suaminya.

Kesetiaan adalah sangat penting dihadapan Allah. Tanpa kesetiaan yang penuh kita tidak akan bisa mengikut Allah sampai akhir. Lebih mudah untuk setia ketika semuanya terasa mudah dan tidak ada tantangan sama sekali. Tetapi kesetiaan sangat dibutuhkan ketika kondisi sulit dan tidak seperti yang dibayangkan. Lebih mudah setia kepada Tuhan ketika diberkati melimpah daripada saat Tuhan menguji hidup kita.

Sebagaimana layaknya mempelai laki-laki, Tuhan Yesus menginginkan kesetiaan dari kita, sebagai mempelai wanitaNya. Dalam segala kondisi, susah maupun senang, suka maupun duka, pencobaab atau kemenangan, sakit maupun sehat, Dia merindukan kesetiaan kita, karena Dia sudah terlebih dahulu menunjukkan kesetiaanNya kepada kita.

Bagaimana dengan komitmen dan kesetiaan kita kepada Allah hari ini dibandingkan saat pertama kali kita mengenal Dia? Biarlah pernyataan yang sama kita dapatkan dari Allah di dalam hidup kita, yaitu Allah menganggap kita setia, dengan kasih karunia Allah.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 14 Juli 2010

Jalan Menuju Sukses

Seorang eksekutif muda bertemu dengan seorang guru di sebuah jalan raya. Ia bertanya, ''Guru, yang manakah jalan menuju sukses?''
Sang guru terdiam sejenak. tanpa mengucapkan sepatah kata, sang guru menunjuk ke arah sebuah jalan. Eksekutif muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan oleh sang guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. Setelah beberapa saat melangkah tiba-tiba ia berseru, ''Ha..! Ini jalan buntu!''

Rupanya benar, dihadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan. Kini ia terpaku kebingungan, ''Barangkali aku salah mengerti maksud sang guru.'' Demikian pikir si eksekutif muda sambil berbalik menemui sang guru untuk menanyakan sekali lagi, ''Guru, yang manakah jalan menuju sukses'' Namun ternyata, sang guru tetap menunjuk ke arah yang sama.

Eksekutif muda itu berjalan kearah itu lagi. Namun yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi jalan. Ia merasa dipermainkan.

Dengan penuh amarah ia menemui sang guru, ''Guru, aku sudah menuruti petunjukmu, tetapi yang aku temui selalu sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukkan jari saja, tetapi bicaralah!''

Akhirnya sang guru berbicara, ''Disitulah jalan menunju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu.''

Seringkali keberhasilan memang tidak nampak karena ia bersembunyi di balik tembok kesulitan. Hanya orang-orang yang mampu mendaki ''tembok kesulitan'' itulah yang akan menemui keberhasilan. Jadi jangan pernah menyerah disaat kita menghadapi tembok kesulitan, karena dibalik itu tersedia keberhasilan dan kesuksesan bagi kita semua.

''Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia.'' (Yakobus 1:12)

Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 09 Juli 2010

Ketahuilah Tugas & Panggilan Kita

Seorang bos sangat frustasi pada sekretaris barunya, karena sekretarisnya itu selalu mengabaikan bunyi telepon yang berdering.

Sekretaris baru itu segera dipanggil ke dalam ruangan si bos, dan dengan marahnya si bos berkata, ''Kamu harus manjawab telepon itu,'' Namun si bos sungguh terkejut mendengar jawaban dari sekretaris barunya itu, ''Baiklah,'' Jawab si sekretaris, ''Tapi itu adalah pekerjaan yang sia-sia Pak, 9 dari 10 telepon yang masuk bukan untuk saya, tetapi untuk Bapak.''

Kisah tadi memang agak sedikit konyol, hanya karena tidak mengetahui tugas dan fungsinya sebagai sekretaris, si bos akhirnya dirugikan dan sekretaris itu tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Bukankah ada begitu banyak kekonyolan yang juga terjadi dalam kehidupan ini, hanya karena kita tidak mengetahui atau belum mengetahui tugas dan panggilan hidup kita?

Ada begitu banyak orang yang bekerja hanya sekedar bekerja, tanpa mengetahui dengan sungguh-sungguh tugas dan fungsinya dalam organisasi tempat dia bekerja.
Yang lebih penting lagi adalah, sudahkah kita mengetahui tugas dan panggilan kita dalam kehidupan di dunia ini? Tuhan telah mengaruniakan kepada masing-masaing kita, karunia yang khusus dan berbeda satu sama lainnya. Setiap kita adalah unik, dan setiap dari kita mempunyai kemampuan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Tugas kita adalah mencari tahu dan menggali potensi yang terpendam itu, agar kita dapat mengetahuinya dan menggunakannya sesuai dengan fungsi kita dalam tubuh Kristus.

Mari jangan hanya sekedar hidup dan bekerja sekedarnya di dunia ini, namun mari mencari tahu kelebihan dan kemampuan kita, agar kita dapat mengetahui tugas dan fungsi kita yang sebenarnya dalam kehidupan di dunia ini dan di dalam tubuh Kristus, sehingga Tuhan tidak akan dirugikan, melainkan melalui keberadaan kita, melalui apa yang kita lakukan dan kita kerjakan, nama Tuhan justru dipermuliakan.

''Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama.'' (Roma 12:4)

Tuhan Yesus Memberkati

Kamis, 08 Juli 2010

Pohon Yang Besar Atau Bonsai?

Orang Jepang memelihara pohon yang lazim disebut bonsai. Pohon ini indah dan dibentuk sempurna walaupun tingginya hanya sekian sentimeter. Di California, ada pohon raksasa hutan bernama sequoia. Salah satu pohon raksasa ini diberi nama Jenderal Sherman. Lingkar batangnya 26 meter dan tingginya mencapai 90 meter, seakan menembus langit.

Pohon raksasa ini begitu hebat sehingga jika ditebang akan menghasilkan kayu bangunan yang cukup untuk membuat 35 buah rumah dengan lima kamar. Pada saat berbentuk biji, bonsai dan pohon Jenderal Sherman sama-sama kecil. Masing-masing beratnya kurang dari satu milligram. Setelah dewasa, ukuran keduanya luar biasa berbeda. Mengapa bisa demikian? Ketika pohon bonsai mulai menyembulkan tunasnya di muka bumi, orang Jepang mencabutnya dari tanah dan mengikat pokok akar dan sebagian cabang akarnya. Pertumbuhan pohon ini sengaja dihambat. Hasilnya memang indah, tetapi mini ukurannya. Sedangkan biji dari pohon Jenderal Shermon jatuh ke tanah California yang subur dan mendapat gizi dari mineral, air hujan, dan sinar matahari, karena terus tertanam dan tidak ada yang mencabutnya dari dalam tanah. Hasilnya adalah sebuah pohon raksasa. Baik pohon bonsai maupun pohon Jenderal Shermon awalnya adalah dari benih yang ukurannya sama kecilnya, namun hanya karena yang satu tidak tertanam dan yang satunya lagi tertanam telah menghasilkan perbedaan yang sangat luar biasa.

Yang menjadi pertanyaan bagi kita semua adalah, sudahkah benih kehidupan rohani kita juga tertanam dalam sebuah gereja lokal? Atau apakah kita membiarkan orang lain, atau iblis mencabutnya dari gereja lokal dan membuat kita berpindah-pindah dari satu gereja ke gereja yang lainnya? Baik pohon bonsai maupun pohon Jenderal Sherman tidak punya pilihan dalam menentukan nasibnya. Namun tidak demikian halnya dengan kita. Kita punya hak untuk menentukan apakah kehidupan rohani kita akan menjadi besar, kokoh dan kuat, atau apakah kehidupan rohani yang mini, yang hanya tampak cantik dari luar, namun tidak mempunyai akar yang kokoh dan kuat? Pilihan ada di tangan kita. Mari memilih untuk mempunyai kehidupan rohani yang besar, kokoh dan kuat, dengan cara tertanam di salah satu gereja lokal.

''Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.'' (Kolose 2:7)

Tuhan Yesus Memberkat.

Jumat, 02 Juli 2010

Pilihan Untuk Bangkit

''JIka engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.'' (Amsal 24:10)

Bukan suatu hal yang asing lagi di telinga kita jika kita mendengar perkataan ini: ''Hidup adalah pilihan.'' Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan perkataan ini. Di satu sisi, memang benar bahwa dalam hidup ini kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan sehingga kita harus memutuskan untuk memilih dari sekian banyaknya pilihan itu. Namun, di sisi lain, tidak seorangpun yang ingin memilih untuk yang satu ini: ''kegagalan." Kebanyakan orang akan berusaha sebisanya agar tidak mengalami kegagalan dalam hidupnya. Apa boleh buat, masalah datang dalam hidup kita tanpa diundang dan harapkan. Mau tidak mau, kita pasti pernah mengalami kegagalan, padahal kita tidak memilihnya.

Hidup tidak berhenti pada titik kegagalan yang kita alami. Kita tetap bisa belajar dari pengalaman buruk sekalipun agar tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Amsal 24:10 mengatakan: ''Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.''
Kegagalan merupakan salah satu hal yang sangat bisa menyesakkan hati sehingga orang bisa menjadi tawar hati. Dengan kata lain, kesesakan bisa menjadikan orang putus asa. Firman Tuhan tadi menegaskan bahwa keputusasaan di saat kita mengalami kesesakan menunjukkan kecilnya kekuatan kita.

Allah tidak ingin umat-Nya menjadi putus asa karena Allah sendiri adalah Pribadi yang tangguh dan kuat. Jadi, kita sebagai umat-Nya pun harus tangguh dan kuat seperti Dia. Sesungguhnya, kegagalan baru benar-benar terjadi pada kita apabila kita berhenti mencoba dan berusaha. Lebih baik berpikir bahwa kita belum berhasil daripada mengatakan bahwa kita gagal.

Mungkin kita sedang merasa diri kita gagal. Terus berharap pada Allah dengan selalu berusaha melaukuan yang terbaik. Ketahuilah bahwa kita bukan satu-satunya orang yang pernah mengalami kegagalan dalam hidup. Mereka yang kita kenal sukses hari ini pun sudah melewati itu sebelumnya. Jadikan semuanya itu proses untuk mempersiapkan diri kita menuju kesuksesan sejati.

Tidak ada yang memilih gagal, tapi kita selalu bisa memilih untuk bangkit dari kegagalan

Tuhan Yesus Memberkati

Selasa, 29 Juni 2010

Bambu Cina

Bambu cina adalah tumbuhan yang sangat unik. Tumbuhan ini butuh waktu cukup lama sebelum bertunas dan tumbuh tinggi. Seseorang yang menanam bambu Cina harus bersabar sampai 5 tahun menyiram dan memupuk, walau tidak ada tanda-tanda pertumbuhan sama sekali. Ketika waktunya tiba, dalam waktu kurang dari dua bulan, Bambu Cina akan tumbuh menjulang sampai sekitar 27 meter! Secara ajaib, Allah menetapkan tumbuhan ini demikian rupa sehingga kita juga dapat belajar dari keajaibannya.

Terkadang ada beberapa orang dengan kondisi mirip bambu Cina ini. Kita mungkin sudah berdoa, berpuasa, bersaksi dan mendekatinya, tetapi seperti tidak ada hasilnya. Tapi, tetap tidak ada perubahan. Ia seperti mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, bahkan hampir tidak bertumbuh. Bahkan, ia tetap jatuh ke dalam dosa dan kesalahan yang sama berulang kali.

Tapi, ingatlah Paulus yang berkata, ''Aku menanam, Apolos menyiram, Tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.'' (1 Korintus 3:6)

Ya, tugas kita sebagai manusia memang adalah menanam dan menyiram, tetapi mengenai pertumbuhan, itu adalah kehendak Allah saja. Pertumbuhan atau kapan seseorang berubah adalah bagian Allah. Jangan kita lalu mencoba melakukan bagian Allah, sebab tidak akan pernah bisa.

Oleh karena itu, mungkin saat ini kita sedang melayani seseorang yang seperti tidak pernah berubah, atau kita sedang memiliki permohonan doa yang seolah tidak pernah dijawab. Satu kata, jangan pernah putus asa. Tetaplah lakukan bagian kita dan biarkan Allah melakukan bagian-Nya. Saat kita mau tetap setia, maka Allah pasti tidak akan tinggal diam. Bila Allah sanggup melakukan pertumbuhan seperti yang terjadi pada bambu Cina, hal yang sama dapat dilakukannya untuk pergumulan doa kita juga. (RHSpirit)

Allah bekerja menurut waktu dan cara-Nya

Tuhan Yesus Memberkati

Senin, 28 Juni 2010

Terlalu Sering

Tina, seorang gadis yang baik hati satu kali ingin memberi kejutan pada Nenek Omi yang hidup sendiri. Ia datang membuat sebuah kue yang enak lalu membawanya ke rumah si Nenek. "Oh, buat Nenek? Puji Tuhan! Terima Kasih, Tina. Nenek sangat suka." kata Nenek Omi waktu menerima kue itu. Melihat Nenek Omi suka dengan kuenya, seminggu kemudian Tina kembali membawakan kue. "Terima Kasih, kamu baik sekali." jawabnya. Minggu selanjutnya, Tina membawakan kue yang sama. "Terima kasih", jawab Nenek singkat. Lebih dari seminggu, komentar Nenek kembali berbeda. "Tumben, kamu telat sehari", sahutnya. 
Minggu selanjutnya, Nenek Omi berkomentar, "Kuemu agak kemanisan. Nenek juga lebih suka rasa buah daripada coklat." Tapi minggu selanjutnya, Tina sangat sibuk sehingga ia tidak sempat membuat kue untuk Nenek Omi. Dan ketika ia berangkat kerja dan melewati rumah si Nenek, tiba-tiba Nenek Omi keluar dan berteriak, "Hei, Tina. Mana kue Nenek?"

Satu kutipan berkata,''Saat kita melihat berkat yang sama setiap hari, kita akan tidak memperhatikannya lagi. Ketika kita tidak lagi memperhatikan, kita berhenti menghargai. Ketika kita tidak menghargai, kita berhenti bersyukur. Ketika kita tidak bersyukur, kita mulai mengeluh."
Kadang kita bahkan menjadi seperti kisah Nenek Omi tadi. Kita menganggap berkat sebagai hak kita. Bangsa Israel pun bersikap demikian. Tiap hari melihat tiang awan dan tiang api, tiap hari makan manna, dan tiap hari bersama tokoh sekaliber Musa, menjadi bukan lagi hal luar biasa bagi mereka. Bahkan, yang terjadi makin lama mereka merasa manna itu hambar (Bilangan 21:5) dan Musa seorang yang otoriter (Bilangan 16:3).

Padahal, Tuhan tidak pernah memberi berkat yang sama, dalam artian yang sudah pernah kita terima sebelumnya. Rahmat dan berkat-Nya selalu baru tiap hari (lih.Rat. 3:23). Udara yang kita hirup selalu saja yang baru. Makanan dan minuman yang kita nikmati bukanlah yang sudah pernah masuk ke perut kita. Semuanya selalu baru! Jika hari-hari ini kita mulai sering mengeluh atau merasa hidup ini membosankan, semoga kita bisa hargai berkat-Nya dalam hidup kita. (RHSpirit)

Berkat TUHAN selalu baru dalam hidup kita, ucapan syukur kita harusnya juga demikian.

''Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23).

Tuhan Yesus Memberkati

Sabtu, 26 Juni 2010

Seandainya Saja...

Dua orang gelandangan sedang duduk mengobrol di sudut jalan. Gelandangan pertama berkata kepada temannya, ''Hidup ini memang susah. Tapi, seandainya saja saat ini aku punya uang satu juta, pasti hidupku bahagia.'' Ternyata, obrolan kedua gelandangan itu didengar seorang jutawan yang sedang kebetulan lewat. Jutawan itu berhenti dan bertanya, ''Maaf, saya dengar tadi Anda bilang hidup Anda akan bahagia jika Anda punya uang satu juta rupiaah?'' Tanyanya. '
'Benar sekali, Pak.'' Jawab gelandangan itu. '
'Oke, saya akan beri Anda satu juta rupiah. Semoga Anda berbahagia'' Jawab si jutawan murah hati itu sambil mengeluarkan dompetnya dan memberi seikat uang. 
Setelah sang jutawan pergi, apakah Anda bisa menebak apa yang akan dikatakan si gelandangan itu? dia berkata pada temannya, ''Wah, seandainya saja tadi aku bilang sepuluh juta!''

Nah, jika anda berhasil menebak dengan benar, jangan-jangan itu salah satu tanda anda juga sering berpikir demikian? Seandainya saja aku lahir di keluarga yang lebih bahagia. Seandainya saja aku tidak lahir di Indonesia. Seandainya saja aku punya kemampuan, kekayaan, popularitas dan kesempatan seperti dirinya. Seandainya saja...Seandainya saja...Apakah 'seandainya saja' ini menjadi kata favorit dalam menggambarkan kehidupan kita? Benjamin Franklin pernah berkata, ''Rasa cukup membuat orang miskin menjadi kaya, tapi rasa tidak cukup membuat orang kaya menjadi miskin.''

Rasa cukup tidak ditentukan oleh apa yang kita punya. Namun, rasa cukup itu hanya ditentukan oleh bagaimana sikap kita terhadap apa yang terjadi dan apa yang kita miliki. Bukan impian yang membuat kita bahagia. Tapi, rasa syukurlah yang menentukannya. Saat kita terus melihat tetangga sebagai saingan. Saat kita hanya melihat ke atas, hanya berkumpul dengan kelompok yang membuat kita tampak malang dan menderita atau saat kita hanya mengukur segalanya dari materi, kita tidak akan pernah bisa merasa cukup. Jadi, mulai hari ini, berhati-hatilah jika kata ''seandainya saja'' lebih sering kita ucapkan ataupun kita pikirkan ketimbang ucapan syukur. (RHSpirit)

Saat kita selalu berandai-andai, kita dapat lupa mengucap syukur


''Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.'' (Filipi 4:11)

Tuhan Yesus Memberkati

Kamis, 24 Juni 2010

Latihan Iman

Jerapah adalah satu di antara sekian satwa yang memiliki kebiasaan yang unik. Pada saat bayi jerapah lahir, maka bayi jerapah tersebut akan berusaha berdiri dengan posisi tegak dengan keempat kakinya. Untuk bisa berdiri baik jerapah tersebut akan melakukannya dengan susah payah. Ketika sudah bisa berdiri untuk beberapa waktu lamanya, tiba-tiba sang induk melakukan hal yang tidak lazim, yaitu menendang bayi jerapah tersebut hingga jatuh berguling-guling. Bayi jerapah tersebut harus segera bangun lagi. Ketika bangun dan berdiri lagi, maka si induk akan menendang lagi dan hal ini terjadi berulang-ulang. Bagaimana kalau si bayi jerapah tidak mau berdiri? Maka si induk tetap saja menendangnya hingga berdiri.

Meski terlihat kejam, tapi yang dilakukan induk tersebut adalah untuk kebaikan si bayi jerapah. Induk tersebut ingin anaknya melatih kekuatan kaki-kakinya dan ingat bagaimana caranya berdiri secepat mungkin. Seperti yang kita tahu, di hutan bayi jerapah harus mampu bangkit secepat mungkin untuk tetap berada dalam kawanan dan bisa segera menghindar ketika ada pemangsa mencoba menyergapnya.

Jangan pernah mengeluh ketika Tuhan sedang melatih iman kita. Berbagai macam masalah dan tekanan hidup datang dalam hidup kita. Ketika kita berhasil mengatasi masalah, tak lama sesudah itu datang maslah lain menimpa kita. Yusuf pernah mengalami latihan iman seperti ini. Ketika dia dijual sebagai budak, dan ''kariernya'' sebagi budak di rumah Potifar sedang berada di puncak, Tuhan kembali mengizinkan tantangan yang baru terjadi dalam hidupnya, dia difitnah dan harus masuk penjara. Sepertinya Tuhan membiarkan Yusuf merangkak bangkit, tapi Dia kemudian ''menendang'' lagi, mirip seperti induk jerapah melatih anaknya. Hanya saja kita perlu tahu bahwa maksud dan tujuan Tuhan di balik semuanya itu adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita semua.

UNTUK MENGHASILKAN IMAN YANG KOKOH, TUHAN AKAN MELATIH IMAN KITA.

''Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.'' (1 Korintus 10:13)

Tuhan Yesus Memberkati

Selasa, 22 Juni 2010

Kemanakah Pandangan Anda?

Lord Northcliffe adalah pemimpin dari sebuah percetakan yang sangat besar di Inggris, yang antara lain mencetak koran terkenal The Daily Mail. Dalam tugasnya sehari-hari Lord Northcliffe selalu mempergunakan matanya untuk membaca berbagai jenis karya cetak yang harus dikerjakan di percetakan itu.

Pada suatu hari, ia merasakan ada suatu kelainan pada kedua belah matanya, dan hal ini makin lama makin memburuk saja. Maka ia lalu pergi ke seorang dokter spesialis mata, yang kemudian memeriksa matanya dengan teliti.

Setelah selesai memeriksa, dokter itu berkata: ''Tuan, kalau engkau meneruskan pekerjaanmu yang memerlukan ketelitian membaca, maka engkau akan menjadi buta. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan mata tuan ialah, pergi ke desa dan pakailah mata tuan itu untuk melihat jauh. Lihatlah gunung-gunung, pohon-pohon, dan hutan rimba yang hijau itu...pandanglah sepuas-puasnya...hal itu akan sangat menolong mata tuan yang tiap hari selalu dipakai untuk melihat dari jarak dekat.''

Sebagai anak Tuhan, sebagai warga Kerajaan Surga, kita sebenarnya juga harus menerima nasehat semacam ini. Karena, meskipun kita sudah lahir baru, sudah menjadi warga Kerajaan Surga, tetapi seringkali mata rohani kita hanya melihat hal-hal yang ada di dunia ini, hal-hal yang ada di dekat diri kita, contohnya: harta, takhta dan wanita. Akibatnya lama kelamaan mata rohani kita mengalami kebutaan, tidak bisa lagi membedakan yang baik dan yang jahat. Karena itu, untuk menyembuhkannya kita perlu sekali ''melihat jauh'' ,melihat hal-hal yang berada di dalam kekekalan, yaitu bahwa rumah kita yang di surga adalah jauh lebih indah daripada yang ada di dunia ini. Dan segala sesuatu yang berada di dalam kekekalan itu jauh lebih indah daripada yang berada di dunia fana ini.

Jadi jangan hanya memandang hal-hal di dunia ini yang ada di dekat diri kita, namun pandanglah ke dalam kekekalan yaitu ''Raja di atas segala raja'' beserta segala kemuliaan-Nya, supaya kita tidak mendapat malu, melainkan muka kita selalu berseri-seri.

''Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.'' (Mazmur 34:6)

Tuhan Yesus Memberkati