Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Sabtu, 29 Mei 2010

Tugas Penting Dari Allah

"Engkau melihat aku waktu aku masih dalam kandungan; semuanya tercatat di dalam buku-Mu; hari-harinya sudah ditentukan sebelum satu pun mulai." (Mazmur 139:16 BIS)

Suatu hari Arsitek kenamaan di Inggris, Christopher Wren, perancang gereja Katedral St.Paulus memulai pekerjaannya. Hari itu pembangunan gereja Katedral St. Paulus mulai dibangun, diam-diam ia menyamar sebagai seorang pelancong dan berkeliling di area bangunan gereja itu. Lalu ia bertanya kpd para tukang batu dan kuli bangunan yg sedang mengerjakan bangunan gereja. "Apa yg sedang kau lakukan?", Wren bertanya kpd seorang tukang. Saya sedang memecah batu, pak" jawabnya. Lalu ia mengajukan pertanyaan yg sama kepada tukang batu yg kedua. "Saya sedang bekerja utk mendapatkan upah, pak" jawabnya.

Hingga Wren mendapatkan jawaban yg berbeda pd pekerja ketiga, yg menjawab,"Saya sedang menolong Tuan Christoper Wren,pak. Membangun gereja Katedral yg agung, untuk memuliakan Allah!."
Pekerja yg ketiga memiliki mata iman, dgn keyakinan pd pekerjaannya, ia melihat gereja Katedral yg agung sedang dibangun.
Tukang batu itu dapat melihat tujuan yg melampaui pekerjaannya, melampaui penghasilannya, bahkan melampaui sebuah bangunan seni belaka. Lebih mengagumkan lagi, bahwa utk membangun gereja Katedral St.Paulus itu memakan waktu 33 th, mungkin saja pekerja itu tidak sempat melihat gereja Katedral selesai dibangun. Namun, pekerja itu punya tujuan di dlm hidupnya, "ia memperlakukan tugasnya bukan sebagai sekedar pekerjaan, melainkan sebuah panggilan suci dari Tuhan."

Allah melihat segala hal sekaligus dan tahu apa yg menjadi panggilan hidup kita. Bagian kita bukanlah utk mempermainkan Allah, melainkan mempercayai Allah. Kita tidak dapat melihat jauh ke masa depan, namun kita dapat memiliki iman bahwa Allah memanggil kita utk melakukan hal/tugas yg penting dan bermakna utk memuliakan Allah.

Tuhan Yesus Memberkati

Kamis, 27 Mei 2010

Seandainya VS Walaupun

Begini Tuhan,begini:Kami bisa hadir di gereja dengan lebih setia seandainya hari-Mu ini jatuh pada saat yang lain. Engkau telah memilih hari yang jatuh di akhir minggu yang berat, dan kami semua kelelahan. Bukan hanya itu, bahwa hari sesudah sabtu malam kurang tepat, karena hari sabtu malam adalah suatu hari dimana kami sering merasa bahwa kami harus pergi bersenang-senang. Seringkali sudah tengah malam saat kami tiba di rumah, dan hampir tidak mungkin untuk bangun pagi di hari minggu. Dan Engkau harus sadar bahwa Engkau telah memilih hari dimana untuk membaca surat kabar pagi dibutuhkan waktu yang sangat lama, hari minggu juga hari dimana hidangan yang paling komplit harus disajikan sepanjang minggu itu. Kami sebenarnya juga ingin pergi ke gereja, dan tahu bahwa kami harus, tetapi Engkau telah memilih hari yang salah.''

Dalih untuk tidak pergi ke gereja ini memang sepertinya merupakan alasan yang bagus bagi kita untuk membenarkan perilaku kita yang tidak benar. Kalau kita mau mencarinya, sesungguhnya akan ada seribu satu alasan dan seribu satu macam dalih yang ''kelihatannya tepat'' untuk membuat kita tidak pergi beribadah atau ke geraja.

Namun kita beribadah kepada Tuhan dan datang ke gereja bukan didasari oleh kebiasaan dan tata cara liturgis yang diwajibkan oleh agama kita. Kita datang kepada Tuhan, dan beribadah kepada-Nya karena didasari oleh rasa cinta dan kasih kita kepada-Nya.
Kata 'seandainya' dipakai oleh orang-orang yang mencari alasan untuk tidak beribadah kepada Tuhan karena bagi meraka ibadah hanyalah sebuah liturgi atau kebiasaan belaka, sebagai contoh, ''seandainya saya sudah punya mobil saya pasti rajin ke gereja.''
Namun kata 'walaupun' dipakai oleh orang-orang yang mencari alasan untuk beribadah kepada Tuhan karena bagi mereka ibadah adalah sebuah bentuk pernyataan cinta dan kasih kepada Tuhan. Sebagai contoh, ''walaupun saya belum punya mobil, tapi saya akan rajin ke gereja karena saya mengasihiMu.

''Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.'' (1 Samuel 12:24)

Tuhan Yesus Memberkati

Doa Dan Petunjuk

"Lalu saya berkata, "Apa yang harus saya lakukan, Tuhan?" Dan Tuhan berkata kepada saya, "Bangkit dan pergilah ke Damsyik. Di sana engkau akan diberitahu mengenai apa yang akan kauhadapi dalam tahun-tahun mendatang." (Kisah Para Rasul 22:10)

Seorang pendeta yg menjadi cukup terkenal dgn acara rohani setiap minggu di sebuah TV di Amerika. Dalam beberapa waktu ia menjadi pengkotbah yg sering diundang dalam kegiatan rohani. Suatu ketika pendeta itu dijadwalkan utk berkotbah di sebuah kota yg belum pernah dikunjunginya. Sesampai di kota itu, ia meninggalkan hotel menuju gedung tempat acara diselenggarakan di balai kota. Berbekal peta praktis ia berjalan sendiri, namun ia mulai sadar bahwa ia tersesat. Di tepi jalan ia melihat beberapa anak muda, lalu ia bertanya kpd mereka arah menuju balai kota. Anak muda itu menjelaskan petunjuk arahnya, "Anda terus lurus berjalan hingga 2 blok, lalu belok kiri dan berjalan lg 1 blok, belok kanan & tempat itu berada di seberang jalan." lalu salah seorang anak muda itu bertanya,"Apa yg hendak Anda lakukan di balai kota?" Pendeta menjawab, "Aku diundang utk berkotbah" Anak muda itu bertanya, "Kotbah tentang apa?". Pendeta berkata,"Aku akan memberitahukan jalan menuju surga. Ayo, kalian ikut saja denganku" Anak itu menjawab,"Tidak, terimakasih. Anda sendiri tidak tahu jalan menuju balai kota!".

Kita masih sering tergoda utk mencari tahu kemana kita harus pergi dan apa yg harus kita lakukan di dlm hidup. Dunia menawarkan alternatif solusi, mulai dari ramalan horoskop hingga petunjuk paranormal. banyak orang ingin tahu dgn seketika petunjuk langsung di dlm hidup. Banyak pilihan dan banyak keputusan. Meski Yesus telah bersabda utk mencari Kerajaan-Nya dahulu, dgn membaca Firman dan berdoa, banyak orang percaya yg masih mencari petunjuk lainnya. Kita hanya perlu ambil waktu utk hening dan menjauh dari hiruk pikuk dunia, lalu berdoa. Karena meski pencarian kita thd kehendak Allah tidak berakhir, kekuatan doa pun tidak akan pernah berakhir di dlm hidup kita.

Disaat kita berdoa dgn segenap kerendahan hati, ada karunia hikmat dan kesabaran yg Tuhan berikan kpd kita, sementara Tuhan sedang mengerjakan apa yg kita minta di dalam doa.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 26 Mei 2010

Jangan Tertipu!

Suatu hari seorang pemuda sedang sekarat, lalu malaikat bertanya kepadanya, apakah ia ingin masuk ke surga atau masuk neraka? Si pemuda menjawab, kalau sebelum memutuskan pilihannya, ia ingin melihat surga dan neraka terlebih dahulu.

Malaikat lalu mengajaknya ke surga, di sana ia diperlihatkan dengan hal-hal yang menyenangkan, Setelah itu, malaikat lalu membawanya ke neraka, di sana ia melihat banyak bintang film seksi sedang berpesta pora sambil tertawa-tawa dengan ramainya...Tiba saatnya dia memutuskan ingin ke surga atau neraka, dan si pemuda akhirnya memutuskan akan ke neraka.

Namun, setibanya di neraka ia tidak lagi melihat orang yang sedang berpesta, tapi justru orang-orang yang sedang disiksa dengan sangat kejamnya.
ia bertanya pada malaikat kenapa kini ia tidak melihat sesuatu yang dilihatnya waktu ia sedang sekarat, yaitu suasana pesta pora?
Dengan entengnya malaikat menjawab,'' Hari itu lagi promosi!''

Dosa pada awalnya mungkin memang terlihat seperti sesuatu yang menyenangkan, namun dibalik kesenangan semu yang hanya sesaat, terdapat siksaan kejam dan kebinasaan kekal untuk selamanya. Layakkah bila kita mempertukarkan kesenangan sesaat dengan siksaan kekal?

Jadi jangan pernah mau terkena tipu muslihat iblis, karena pada awalnya, iblis akan mempromosikan dosa sebagai sesuatu yang indah dan nikmat, padahal semuanya itu akan segera berlalu, dan berubah menjadi sesuatu yang menakutkan dan siksaan kekal.

''Hai anakku, jikalau orang berddosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut;'' (Amsal 1:10)

Tuhan Yesus Memberkati

Doa Dan Pengampunan

"Dengarkanlah! Kalian dapat berdoa meminta apa saja dan bila kalian percaya doa itu telah dikabulkan, kalian akan memperolehnya. Tetapi, bila kalian berdoa, pertama-tama ampunilah orang-orang yang bersalah kepada kalian, supaya Bapa di surga juga mengampunkan dosa kalian." (Markus 11:24-25 FAYH)

Seorang anak laki-laki yg sedang beranjak dewasa, mengambil sebuah palu dan memakukan beberapa paku di meja antik ibunya. Meja antik yg mahal itu memiliki beberapa lubang bekas paku, sehingga meja antik yg mahal itu menjadi buruk. Ketika ayah anak itu melihat apa yg telah diperbuat anaknya, ia marah sekali. Anak itu kecewa dan menangis akibat kemarahan ayahnya, lalu berkata, "Tapi ayah, aku pikir ayah mengasihiku!". Dgn bijak ayahnya menjawab,"Aku memang mengasihi dan mengampunimu, namun lubang itu masih tetap ada."

Mungkin ada beberapa "lubang" di dalam kehidupan kita, disaat kita menderita krn perlakuan yg menyakiti kita. Kristus telah mengampuni kita dan kita menerima kasih karunia pengampunan dari-Nya, namun "lubang" itu masih ada. Kita tidak bisa menghilangkan lubang itu atau menganggapnya tidak ada. Lubang itu adalah sebuah peringatan pengalaman hidup kita, agar kita mengerti tindakan yg dikehendaki Allah di dlm hidup.
Pengampunan sejati selalu disertai dgn doa. Hal itu merupakan "dempul" penutup yg akan membuat "lubang" di hidup kita tertutup,masuk hingga ke dalam. Kita akan dibentuk menjadi baru kembali, tdk saja tampak dari luar, namun juga di dalam. Doa merupakan satu-satunya yg terbaik utk melepaskan pengampunan. Doa membentuk hati kita, sehingga kita dapat menerima karunia pengampunan.
Bukan berarti bahwa ketika kita berdoa semua sakit hati yg ada pd diri kita akan lenyap. Bekas luka-luka tetap ada, namun melalui doa dan pengampunan, bekas luka itu akan menjadi peringatan yg kuat akan Kasih Allah yg dikaruniakan kpd kita.

Kita tidak dapat menganggap lubang itu tidak pernah terjadi. Kita tidak dapat menghilangkan "lubang" peristiwa yg menyakitkan hati itu dgn cara menggantikannya dgn peristiwa yg indah. Namun kita dapat membuat "lubang" itu tertutup dgn doa dan pengampunan, karena kasih karunia Roh Kudus itu yg membuat kita menjadi indah.

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 25 Mei 2010

Jatuh Itu Anugerah

Rajawali adalah burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi badai, kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi, dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun, kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.

Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidak dikuatirkan oleh apa pun juga.

Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, 'tanpa perasaan' induknya akan menjungkir balikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu,induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.

Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari 'kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.

Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih kita untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat kita menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah kita sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata.

JATUH ITU ANUGERAH, NIKMATI DENGAN PENUH UCAPAN SYUKUR DAN JADILAH KUAT.

'' Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.'' (2 Petrus 3:18)

Tuhan Yesus Memberkat

Minta Penyertaan Tuhan

“Berkatalah Musa kepadaNya: ‘Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.” (Keluaran 33:15)

Tuhan sangat senang bila anak-anakNya memiliki penyerahan diri secara penuh kepadaNya sehingga Ia dapat memimpin kita dapat memimpin kita dalam kehidupan dengan persekutuan sempurna denganNya. Inilah yang dilakukan Musa: meminta pimpinan Tuhan bagi dia dan kelompok kecil bangsa yang ia pimpin. Tuhan pun menjanjikan Musa suatu rencana yang sempurna, yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Berfirmanlah Tuhan, “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” (Keluaran 33:14). Adakah yang lebih sempurna daripada janji Tuhan? Selain menjanjikan penyertaan, Tuhan juga menjanjikan ketenteraman kepada mereka setelah sekian lama hidup tertindas di Mesir. Itulah sebabnya Musa berkomitmen tidak mau melangkah bila Tuhan tidak membimbing dan menyertainya.

Adakah tidak mudah menemukan orang yang memiliki penyerahan total kepada Tuhan seperti Musa ini, apalagi masa sekarang ini, di mana teknologi semakin canggih, banyak yang cenderung menjalani hidup mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, sepertinya tidak lagi membutuhkan Tuhan dalam hidup. Padahal ada suatu kenyataan hidup, hidup diluar pimpinan Tuhan selalu mendapati kekecewaan.

Sadar atau tidak, semakin kita menjauh dari pimpinanNya, masalah yang kita hadapi semakin rumit; ujung-ujungnya membuat kita takut dan kuatir, lalu berakhir pada kegagalan. Ketika Musa berserah dan tunduk kepada pimpinan Tuhan, Ia pun menepati JanjiNya, bahkan Ia memperlihatkan diriNya secara khusus kepada Musa, hambaNya itu. Setiap perjalanan yang dilalui oleh bangsa Israel tak setapak pun yang lepas dari perhatian Tuhan sehingga mujizat senantiasa mereka alami.

Meskipun kini Tuhan tidak menunjukkan penyertaanNya secara langsung atau rill atas kita, bukan berarti DIA jauh dari kita. Kehadiran Roh Kudus yang ada di dalam kita adalah bukti penyertaanNya bukan hanya untuk sementara waktu, tapi sampai kepada kesudahan zaman. Maka dari itu libatkan Tuhan dalam segala perkara.

“Banyaklah rencangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” (Amsal 19:21)

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 23 Mei 2010

Panjang Sabar

Menunggu sepertinya menjadi suatu kegiatan yang menjemukan, apabila kita melakukannya tanpa kasih. Ketika kita sedang menunngu, entah itu suami, teman, atau orang lain yang sudah terlebih dahulu membuat janji dengan kita, kemudian setelah beberapa waktu tidak juga tiba, hal itu tentulah sangat tidak mengenakkan, bukan? Ada dua hal yang mungkin dilakukan orang sembari menunggu.
pertama, bersikap pasif, tidak melakukan aktivitas apapun selain diam dan terus menanti orang yang sedang ditunggu. kedua, bersikap aktif dengan melakukan sesuatu sembari menunggu misalnya dengan membaca buku, atau berusaha mengamati dan menikmati keadaan sekitarnya.

Demikian juga saat kita menunggu jawaban doa dari Tuhan. Terkadang kita berpikir apakah doa-doa kita yang kita naikkan hanya sampai ke langit-langit kemudian memantul kembali, atau apakah kita merepotkan Tuhan, ditengah milyaran orang yang juga berseru kepada Tuhan diwaktu yang sama? ''Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.........,'' demikian bunyi ayat firman Tuhan yang dapat menenteramkan hati kita sementara kita berseru dan menantikan jawaban doa. Mazmur 94:9 berkata, ''Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar?'' Ada jaminan bahwa Allah pasti mendengar setiap seruan doa kita, tapi Allah tidak berjanji untuk selalu berkata ''Ya'' bagi setiap doa dan permohonan kita. Sebagaimana nabi Yeremia berseru, ''Sembuhkalah aku, ya Tuhan, maka aku akan sembuh.'' kita juga harus memiliki keyakinan bahwa Allah pasti mendengarkannya. Belajar untuk bersabar dan percaya dalam menunggu jawaban doa dari Tuhan adalah tindakan yang bisa kita lakukan, sembari tetap melakukan sesuatu daripada menunggu secara pasif.

Bagaimana dengan kesabaran kita didalam menantikan sesuatu, terlebih saat menantikan jawaban atas doa dan permohonan kita? Hari ini, jika kita harus menunggu sesuatu atau seseorang, bersikaplah aktif. Dan yakinlah bahwa penantian kita tidak sia-sia.

''Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.'' (Amsal 16:32)

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 22 Mei 2010

Menguasai Uang

Setujukah teman2, bahwa sesungguhnya uang dimaksudkan untuk melayani kita, bukan untuk menguasai kita. Namun tidak demikian halnya dengan Margeurite Jackson, seorang janda yang tinggal di Indianapolis.

Sikap dan cara hidupnya menunjukkan bahwa wanita ini justru dikuasai oleh kekayaannya. Ia selalu hidup dalam ketakutan bahwa uangnya akan dicuri. Bukannya menikmati kekayaannya dengan sukacita, namun justru kekayaannya menjadi penjara kehidupan bagi dirinya.

Ketika ia meninggal, lebih dari $5.000.000 ditemukan di rumahnya. Menurut sebuah laporan, '' Uang itu tidak memberi apa-apa kepada Ny.Jackson selain kehidupan yang penuh dengan teror pribadi dan rasa takut kehilangan.''

Rupanya seluruh kehidupan Ny.Jackson dikuasai oleh uang. Uang dianggap sebagai harta yang paling berharga, bahkan jauh lebih berharga dari kehidupan itu sendiri, sehingga jika uangnya lenyap, maka dia menganggap seluruh kehidupannya juga akan lenyap. Tidaklah heran kalau dia selalu takut uangnya akan lenyap.

Bagaimana dengan kita berkenaan dengan uang saat ini? Apakah uang merupakan penjara kehidupan bagi kita?

Kalau kita tidak bebas memberi dalam hidup ini, berarti uang telah menjadi penjara yang merenggut kebebasan kita dalam memberi. Kalau kita tidak lagi bebas bergaul dengan Tuhan dan sesama kita karena lebih mengutamakan uang, berarti uang telah menjadi penjara yang merenggut kebebasan kita dalam hubungan intim dengan Tuhan maupun pergaulan kita dengan sesama.

Jadi pilihan selalu ada di tangan kita masing-masing, mau menjadikan uang sebagai penjara kehidupan, ataukah menjadikan uang sebagai salah satu sarana bagi kita untuk menikmati kehidupan.

''Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.'' ( Pengkhotbah 5:17)

Tuhan Yesus Memberkati

Bila Orang Lain Melupakan Kita

Rasul Paulus memiliki hati yang rela berkorban bagi orang lain. Ia mengalami kelaparan, kapal karam, aniaya dan pemenjaraan, karena tugasnya memberitakan keselamatan kepada orang-orang yang terhilang. Itulah sebabnya, ia pun mengharapkan orang-orang yang ia bombing untuk tetap setia kepadanya ketika ia mengalami krisis. Namun di Roma, tidak ada teman yang menyertai ketika Paulus harus menghadapi sidang pengadilan, kecuali Lukas yang tetap memberikan dukungan.

Teman-teman Paulus mungkin memiliki alas an mengapa mereka membiarkannya sendirian. Mungkin mereka takut kalau-kalau mereka pun dipenjarakan, atau yakin bahwa iman sang rasul akan menopangnya lebih dari pada bantuan mereka yang sekedarnya. Apapun alasannya, Paulus hanya mengatakan hal ini kepada mereka yang membiarkannya : “Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka” (II Timotius 4:16b). Ia mengampuni orang-orang yang telah mengabaikannya.

Sikap Paulus tidak berbeda dengan sikap yang ditunjukan oleh Stefanus. Kita sudah tahu kisahnya, Stefanus muda dihukum rajam karena tindakannya memberitakan Injil menentang para pemimpin agama. Saat itu Paulus masih menjadi seorang Farisi bernama Saulus, dan dialah yang memberikan persetujuan untuk hukuman itu. Namun di kemudian hari tatkala ia dilawat Tuhan dalam perjalanannya menuju Damaskus, kata-kata terakhir dari Stefanus memberikannya penghiburan yang besar : “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” (Kisah Para Rasul 7:60a). Paulus diampuni, meskipun ia telah menghukum mati seorang hati manusia.

Bila orang lain membiarkan kita dalam masalah, jangan biarkan dendam dan amarah menguasai kita, melainkan banjirilah hati kita dengan pengampunan. Ingatlah bahwa meskipun orang lain membuat kita kecewa dan kesepian, namun pengharapan dari Allah tidak pernah mengecewakan karena DIA adalah Bapa yang luar biasa. Sebagai orang percaya, kita mampu mengampuni karena Yesus Kristus telah mengampuni kita sepenuhnya, meskipun DIA tahu bahwa kita sering jatuh dalam dosa, melukai dan menjauhi-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati

Iri Hati dan Cemburu? NO WAY!

“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16)

Rasa iri hati bisa diartikan sebagai “perasaan tidak senang sebagai hasil melihat keberhasilan orang lain”; atau kegeraman karena keberhasilan orang lain yang timbul dari perasaan dengki. Orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga menimbulkan berbagai dampak, di antaranya adalah iri hati dan cemburu.

Merasa iri hati atau cemburu ini adalah masalah yang melanda hampir semua manusia di dunia tanpa memandang bulu, entah itu orang kaya, miskin, dewasa, anak-anak, pejabat atau buruh pernah mengalaminya. Iri hati ini bukan hanya dialami oleh orang-orang di luar Tuhan atau orang fisik, namun hamba Tuhan atau pelayan Tuhan juga mengalami persoalan yang sama. Ketika melihat rekan sepelayanan lebih maju dan berhasil, timbul iri hati dalam hati kita; ketika ada hamba Tuhan yang jemaatnya kian berkembang pesat, hamba Tuhan lainnya menjadi iri hati dan tidak suka.

Rasa iri hati dan cemburu hanya berdampak buruk bagi diri sendiri dan juga orang lain. Karena iri hati, saudara-saudara Yusuf menjadi nekat dan melakukan tindakan kejahatan dengan membuang Yusuf kedalam sumur, lalu menjualnya sebagai budak. Kain membunuh adiknya, Habel, karena diliputi rasa cemburu dan iri hati karena persembahan adiknya diterima oleh Tuhan. Rasa iri hati hanya akan membuat seorang menjadi tersiksa dan kehilangan damai sejahtera.

Iri hati, cemburu dan sifat membandingkan diri dengan orang lain adalah sifat kekanak-kanakan. Sama sekali tidak ada untungnya! Bagaimana supaya kita bisa lepas dari rasa iri hati atau cemburu? Jangan takut untuk berkata jujur kepada Tuhan tentang apa yang kita rasakan. Bagaimanapun juga Tuhan sangat tahu gejolak yang ada dihati kita, jadi kita dapat berbicara tentang hal itu kepada DIA, misalnya seperti ini: “Tuhan, saya berdoa buat seseorang yang membuat iri hati dan cemburu, tetapi saya memilih untuk taat kepadaMu.” Dapatkan kita melakukan itu?

“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30)

Tuhan Yesus Memberkati.

Pulang Ke Rumah Bapa

Alkitab mengatakan bahwa anak yang hilang itu pergi “ke negeri yang jauh”. Ketika kita melangkah keluar dari kehendak Allah, sesungguhnya kita sedang pergi “ke negeri yang jauh”, sekalipun kita mungkin tetap berada dirumah dan lingkungan kita. Setan sangat gencar melemparkan janji-janji palsu tentang hiburan dan kepuasan. “Ayo datang, puaskanlah dirimu,” bisiknya, “Engkau pasti akan senang.”

Di “negeri yang jauh” kita tidak akan pernah mendapati janji-janji setan itu digenapi, melainkan justru akan mengalami kekacauan pikiran dan kehilangan tujuan. Kita tidak lagi mencari kebeneran, melainkan hanyut mengembara dalam kesenangan semu. Lihatlah bertapa banyak orang percaya yang mengembara “ke negeri yang jauh” dengan menghabiskan jutaan rupiah setiap bulannya hanya untuk memenuhi panggilan musuh. Talenta, kegairahan dan sukacita dari ALLAH di sia-siakan hanya demi mengejar mimpi yang sia-sia.

Tanpa pimpinan ALLAH, sudah pasti kita akan membuat keputusan-keputusan yang bodoh, dan kita akan mengalami kekosongan, serta seribu satu macam akibat buruk lainnya, misalnya jeratan utang, sakit penyakit, kekacauan emosi, perasaan terkucil, tertolak, atau tidak dikasihi. Kehidupan tanpa Allah sesungguhnya adalah kehidupan yang melelahkan dan menyakitkan, karena kita terus menerus diperbudak oleh dosa.

Perjalanan menjauh dari rumah bapa, akan berakhir di “kandang babi” pribadi kita, yaitu suatu tempat dimana kita akhirnya menyadari bahwa kehidupan kita ternyata hampa. Setelah berkelana sedemikian jauh hanya untuk mencapai keadaan yang paling rendah ini, kita mungkin bertanya-tanya apakah ALLAH masih tetap mengasihi kita. Jawabannya adalah “YA!” Anugerah-Nya tidak ada batasnya, dan DIA masih merentangkan tanganNya untuk menyambut kita seperti ayah yang menyambut anaknya yang hilang itu. Apakah kita tengah mengembara di “negeri yang jauh?” Cepatlah pulang untuk mendapatkan pengampunan dan pemulihan dari Bapa. Izinkan DIA menyambut kita dengan sukacita dan pesta meriah.

Tuhan Yesus Memberkati

4 Prinsip Hidup

Setiap hari kita berinteraksi dengan begitu banyak orang. Di keluarga, di tempat kerja, atau dimanapun kita akan membuat hubungan dengan begitu banyak orang. Tidak jarang, tiba-tiba timbul persoalan atau juga konflik dalam hubungan kita dengan orang lain. Tapi itulah hidup! Namun, bagaimana kita menyikapi konflik tersebut? Apakah kita percaya bahwa Tuhan bisa memakai orang-orang di sekitar kita, bahkan yang sedang berkonflik dengan kita, untuk membentuk karakter dalam hidup kita? Jika kita ingin memaknai hidup dengan cara seperti itu, kita perlu 4 prinsip hidup berikut dalam berhubungan dengan orang lain:

1. Jagalah hati.
Firman Tuhan berkata: ''Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.'' Ketika kita menerima kata-kata atau perlakuan yang menyakitkan, jagalah hati. Jika kita bisa menjaga kondisi hati kita untuk tidak mudah terpengaruh emosi dan tindakan orang lain, kita akan mampu melepaskan pengampunan dan lepas dari belenggu sakit hati.

2. Jagalah perkataan.
Kita tidak hanya perlu memperhatikan apa yang kita ucapkan, tetapi juga cara mengucapkannya. Adakalanya hanya karena salah ucap, atau nada suara dan ungkapan sinis bisa memancing sebuah pertengkaran. Hindarilah perkataan-perkataan yang tajam dan tidak perlu.

3. Jangan ungkit kegagalan masa lalu.
Ingat, mungkin kita sedang bicara dengan orang yang pernah gagal di masa lalu. Daripada mengungkit-ungkit masa lalu yang bisa menimbulkan kesalahpahaman, lebih baik membicarakan hal-hal yang sekarang.

4. Jangan menunjukkan sikap yang sombong.
Tidak perlu memuji diri karena sebuah perbuatan yang pernah kita lakukan. Sikap rendah hati adalah kunci dalam menjalin komunikasi yang positif. Belajarlah untuk bersukacita ketika orang lain menerima pujian, sekalipun saat itu kita pun layak menerimanya.

BELAJARLAH SETIAP HARI UNTUK MENDATANGKAN DAMAI SEJAHTERA BAGI SETIAP ORANG.

''...Sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.'' (1 Tesalonika 4:12)

Tuhan Yesus  Memberkati

Saya Hanya Menge-cek

Suatu hari seorang anak berjalan memasuki toko obat dan minta izin untuk menggunakan telepon. Ia menelepon operator dan memintanya untuk menyambungkannya dengan nomor tertentu . Ketika orang yang dimaksud akhirnya bicara di sambungan, anak itu berkata, '' Halo, Dr.Anderson...apakah Anda ingin mempekerjakan seorang anak untuk memotong rumput atau disuruh-suruh?''
Setelah jeda sesaat ia berkata, '' Oh,Anda sudah punya? Apakah Anda benar-benar puas dengan pekerjaan anak itu?''
Jeda lagi.... ''Jika begitu baiklah,selamat tinggal,Dokter.''
Saat anak itu mengucapkan terima kasih kepada pemilik toko dan bersiap-siap untuk meninggalkan toko, pemilik toko itu menyapanya.
''Tunggu sebentar Nak...saya tidak sengaja mendengar percakapanmu. Jika kamu sedang mencari pekerjaan, saya bisa mempekerjakan seorang anak seperti kamu.''
''Terima kasih,tuan, ''Jawab bocah itu, '' Tetapi saya sudah punya pekerjaan.''
''Benarkah?'' Jawab pemilik toko.'' Tetapi bukankah saya baru saja mendengar kamu mencoba mendapatkan pekerjaan dari Dr. Anderson?''
''Tidak, tuan, Kata anak itu.'' Sayalah anak yang bekerja untuk Dr. Anderson. Saya hanya mengecek diri saya sendiri.''

Melakukan introspeksi dan memeriksa diri sendiri, adalah satu diantara cara-cara terbaik untuk meningkatkan prestasi, menghindari kesalahan, dan menghancurkan kesombongan. Namun cara yang terbaik untuk memeriksa diri sendiri bukanlah dari pendapat kita sendiri, namun pendapat dari orang lain. Sama seperti anak kecil tadi, yang menanyakan langsung prestasi kerjanya kepada orang yang bersangkutan. Jadi sering-seringlah bertanya kepada orang yang menikmati pekerjaan dan pelayanan kita, apakah mereka sudah puas dengan hasil kerja kita, sehingga kita dapat terus berprestasi dan menjadi berkat bagi orang lain.

Tuhan Yesus Memberkati

Pilih Kasih

''Ketika petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: ''Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?'' Jawab Yesus: ''Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.'' (Yohanes 21:21-22)

Menjadi orang yang dijadikan nomor dua atau tiga dalam sebuah keluarga bukanlah sesuatu yang mengenakkan. Akibat hal ini juga, banyak anak yang akhirnya terluka atas perbuatan yang dilakukan oleh orang tuanya. Tidak hanya di rumah, di dalam perusahaan pun hal ini sering ditemui sehingga muncullah sebutan ''anak emas bos'' bagi mereka yang selalu mendapat perlakuan khusus dari atasannya.

Bagi mereka yang di-anakemas-kan, tentulah senang dengan perilaku yang diberikan oleh para pemimpinnya, tetapi bagi mereka yang tidak, kekecewaan dan kebencian tumbuh menyatu menjadi satu. Sadar atau tidak, pandangan kita terhadap Allah pun seperti itu. Kita menganggap bahwa ketika seseorang mendapat berkat yang luar biasa melimpah dan kita belum mendapatkannya maka kita akan menuduh-Nya sebagai Allah yang pilih kasih.

Dalam KemahabesaranNya, Allah memiliki wewenang menganugerahkan kasih dan kuasa-Nya kepada siapa Ia ingin memberikannya. Hal ini bukan berarti Dia menganggap seseorang tidak berharga dan yang lain begitu tinggi derajat di mata-Nya. Dia memiliki rahasia tersendiri untuk memberkati satu persatu umatNya dan kita tidak perlu menanyakannya. Percaya saja, Allah telah menyiapkan berkat yang terbaik dan Dia akan mencurahkan sesuai dengan waktu yang dirancang-Nya.

Mungkin hari ini ada diantara kita yang sudah berpaling dari Allah karena suatu peristiwa yang kita anggap tidak harus kita alami. Dalam kasih Kristus, mari kembalilah kepada-Nya. Allah tidak pernah pilih kasih dan kalaupun ada kejadian yang membuat kita begitu sedih dan kecewa lihatlah ada maksud-Nya yang besar dan mulia dibalik semua itu.
Allah mengasihi anak-anak-Nya dan itu tidak akan pernah berubah sampai kapan pun dan oleh apa pun.

Tuhan Yesus Memberkati

Ubahlah Sikap Kita

Suatu hari seorang nyonya yang tinggal di kota melihat ke arah luar jendelanya dan melihat sebuah truk besar mendekati rumahnya. Dari truk itu segera berlompatan beberapa pemuda dan mulai menurunkan gitar-gitar listrik dan pengeras suara drum...Mereka memindahkan semua itu ke sebuah rumah di dekat situ.

Wanita itu begitu marah. Sekarang waktu istirahat malam dan telinganya serta kehidupannya akan terganggu oleh kegaduhan yang akan muncul dari rumah itu.
Ketika suaminya pulang dari kerja, nyonya itu segera berteriak, ''Kita harus segera pindah dari sini, jika tidak, maka kita akan segera tuli dan menjadi gila karena adanya sekelompok pemusik di sebelah rumah kita.''

Tetapi suaminya menenangkan dia dan berkata, ''Sayang, mengapa kamu marah? Tidak tahukah kamu siapa mereka itu? Mereka adalah pemusik kelompok Sanguma Stringband yang sangat terkenal itu dan yang telah naik pentas di luar negeri di hadapan begitu banyak penggemar......kita seharusnya senang mereka ada di sini: Karena kita bisa menikmati musik terkenal itu secara gratis.''

Raut cemberut di wajah wanita itu, kini berubah menjadi senyuman. dia segera meraih telp dan memanggil teman-temannya untuk datang sekali waktu dan menikmati musik Sanguma Band itu......

Ya, situasinya tetap tidak berubah, keadaannya juga tetap tidak berubah, namun sikap yang berubah telah mampu mengubah apa yang tadinya suatu malapetaka justru menjadi sebuah keberuntungan. Jadi bila suatu ketika, kita merasa keadaan seolah sangatlah buruk, dan kita tak kuasa untuk mengubah keadaan itu dalam sekejap, maka ubahlah sikap kita terlebih dahulu, maka bukan tidak mungkin, bila suatu malapetaka akan berubah menjadi keberuntungan.

''Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan''(Amsal 4:23)

Tuhan Yesus Memberkati

Mengangkat Kita Sebagai Anak.

Kita mungkin pernah berpikir bhw Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya karena kita cantik atau tampan. Atau mungkin jg kita berpikir bahwa Allah menginginkan di dalam perjalanan hidup, kita semua memiliki kelimpahan dgn harta. Mungkin juga kita berpikir Allah memerlukan kita semua dipenuhi oleh kebijaksanaan atau Allah membutuhkan kebijaksanaan kita. Jika kita punya pikiran seperti itu adalah salah besar. Allah mengangkat kita menjadi anak-anak, sahabat dan kekasih-Nya hanya karena memang Allah telah menginginkan jauh sebelum manusia dilahirkan. Allah mengetahui dgn benar setiap masalah yg akan kita hadapi di dalam perjalanan hidup kita dan Kristus telah membayar harga konsekuensi itu di kayu salib.

Kristus telah menandatangani nama-NYA di dalam diri kita dan akan mengubah nama kita, untuk kemudian akan membawa kita pergi ke Tempat yang DAMAI DAN TENANG, jauh dari beban masalah kehidupan kita. Di tempat yg KEKAL itu Allah mengangkat kita semua menjadi anak-NYA. Di Rumah-NYA Yg Kekal, kita berada di dalam rumah Bapa, Allah yg mengangkat kita sbg anak-anak-NYA.
  • "Betapa kita memuji Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yg telah memberkati kita dgn segala berkat surgawi krn kita milik Kristus. Lama sebelum Allah menciptakan dunia, Allah memilih kita utk menjadi milik-Nya sendiri karena apa yg akan dilakukan Kristus bagi kita.
  •  Ia memutuskan utk menjadikan kita kudus dalam pandangan-Nya, tanpa satu kesalahan pun, kita yg berdiri di hadapan-Nya di dalam kasih-Nya. Sejak semula Allah telah merencanakan utk mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya dgn mengutus Yesus Kristus utk mati bagi kita. Dan hal ini dilakukan-Nya atas kemauan-Nya sendiri!
  • Segala puji bagi Allah atas kebaikan dan karunia-Nya yg dilimpahkan-Nya kepada kita, karena kita adalah milik Anak yg dikasihi-Nya. Demikian berlimpah kebaikan-Nya kpd kita, sehingga Ia menghapuskan segala dosa kita dgn darah Anak-Nya, dan krn Dialah kita diselamatkan. Kpd kita dicurahkan-Nya kekayaan rahmat-Nya, sebab Ia benar-benar mengenal kita dan senantiasa mengetahui apa yg terbaik bagi kita. Diungkapkan-Nya kpd kita rahasia mengapa Ia mengutus Kristus, suatu rencana yg sejak dahulu sudah ditetapkan-Nya karena kemurahan-Nya.
"Tujuan Allah ialah supaya apabila waktunya tiba, Ia akan mengumpulkan kita semua dari tempat mana pun kita berada, di surga atau di bumi, untuk berada bersama dgn Dia di dalam Kristus selama-lamanya." (Efesus 1:3-10 FAYH)

Tuhan Membimbing Perjalanan Hidup kita.