''Berilah maka kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.'' (Lukas 6:38)
Suatu ketika seorang pendaki yang kebetulan sedang kehausan menemui sebuah pompa air tua. Pada cangkir yang tergantung di pompa itu, tertulis catatan seperti ini: ''Air dari sumur ini tidak beracun dan aman untuk diminum. Namun, ring penyedotnya kering dan perlu dibasahi terlebih dahulu. Di bawah batu besar di sebelah selatan sumur ini ada sebotol air. Air itu hanya cukup untuk membasahi penyedot yang sudah kering, jadi jangan meminumnya setetes pun. Tuangkan sedikit air ke dalam pompa untuk merendam ring penyedotnya agar basah. Setelah itu, tuangkan sisa air yang ada, lalu pompalah dengan cepat, maka anda akan mendapatkan air berlimpah. Sumur ini tidak akan kering. Setelah anda mendapatkan air yang anda butuhkan, isi botol itu dengan air lagi dan kembalikan ke tempat semula. Kembalikan catatan ini ke pegangan cangkir, dan ikat cangkirnya di tuas pompa. Pendaki lain yang kehausan mungkin akan segera lewat.''
Dalam hidup kita, sesungguhnya Tuhan pun memberi pesan yang sama. Apa ciri orang yang sudah mengalami kemerdekaan financial? Salah satunya adalah saat ia bisa memberi. Memang, kita mungkin tidak tahu kapan waktu kita akan menuai, karena hanya Tuhan saja yang bisa memberi pertumbuhan. Tapi, kenyataannya prinsip ini memang bekerja. Saat kita menabur, maka kita akan menuai, dan tak jarang tuaian kita jauh lebih banyak daripada yang kita tuai. Sebuah tanaman tomat, yang tumbuh dari satu benih biji tomat, bisa menghasilkan 10 kg tomat. Dan setiap tomat dari 10 kg itu tentunya mengandung puluhan dan bahkan ratusan biji tomat, yang mungkin setiap bijinya akan tumbuh menjadi tanaman tomat yang bisa menghasilkan 10 kg tomat lainnya.
Memberi adalah masalah mentalitas, buka masalah kemampuan. Faktanya, orang selalu bisa punya berbagai macam alasan untuk tidak memberi, meskipun ia sudah sangat kaya raya. Tidak salah rasanya jika kita sebut mereka masih belum mengalami kemerdekaan dalam finasialnya. Namun, orang yang mau memberi, bahkan tanpa memikirkan apa yang akan bisa didapatnya kembali, jelas adalah orang yang layak disebut merdeka.
Tuhan Yesus Memberkati
Pemandu Perjalanan
Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.