Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Rabu, 01 September 2010

Melakukan Yang Disenangi

''Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkua.'' (Pengkhotbah 7:21)

Di tengah kegelapan yang amat pekat, duduklah sebatang lilin di atas sebongkah batu. Sekalipun nyalanya kecil, sinar cahayanya seolah-olah memecah keangkuhan kegelapan. ''Mengapa engkau hadir di sini?'' tanya kegelapan. ''Lho, memangnya kenapa?'' Lilin balik bertanya. ''Bukankah engkau lebih bermanfaat bila ada di tempat lain, bukan di tempat yang terlantar ini?'' ''Ya, mungkin itu benar. Tetapi dengarlah sahabat, ''kata lilin dengan lembut. ''Aku bercahaya karena memang aku cahaya. Bukan karena ada manfaatnya, apalagi hanya karena ingin dilihat orang.'' Lalu untuk apa engkau bercahaya?'' tanya kegelapan. ''Pertanyaanmu keliru, bukan untuk apa! Aku bersinar karena itu memberi kegembiraan kepadaku. Titik.''

Ya, dalam hidup ini tanpa sadar kita hanya melakukan sesuatu, karena hal itu dilakukan oleh kelompok mayoritas. Kita mengambil keputusan karena hal tersebut dominan atau kebanyakan dipilih orang. Akhirnya, kita hanya menjadi pribadi yang membeo atau sekedar ikut-ikutan saja. Padahal kita tahu bahwa bukan hal itu yang diinginkan oleh hati kita. Namun, karena kita takut menjadi orang yang berbeda, jadi kita pun memutuskan untuk mengikuti arus saja.

Ingatlah, bahwa hidup hanya sekali, karena itu lakukan hal yang benar-benar kita inginkan dan sukai (hal positif), tanpa harus memusingkan pendapat orang lain. Nikmatilah apapun yang kita lakukan, meskipun mungkin itu kelihatannya tidak umum atau berbeda dengan orang-orang di sekitar kita. Jadilah diri sendiri, dan nikmatilah hari-hari kita.

Tuhan Yesus Memberkati