''Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.'' (Markus 4:28)
Tuhan memakai perumpamaan seorang petani, untuk mengajarkan kepada kita arti kesetiaan, ketekunan, dan pengharapan akan hasil dari benih yang kita tanam. Seorang petani yang bijaksana tidak akan bekerja asal-asalan dengan menabur benih sembarangan. Dia akan memilih benih yang terbaik, tanah berkualitas baik, pupuk yang baik dan musim yang baik supaya dia mendapatkan hasil panen berlipat kali ganda. Bukan hanya itu, pekerjaan si petani juga tidak selesai begitu ia menaburkan benih. Seorang petani akan tetap memerhatikan secara detail proses pertumbuhan benihnya, membersihkannya dari segala macam hama pengganggu, bahkan menjaganya agar burung-burung tidak memakan bulir-bulir yang telah penuh isinya itu.
Banyak di antara kita mengeluh sudah melakukan ini dan itu untuk Tuhan. Ketika kita bekerja, kita sudah berusaha berteman dengan sebanyak mungkin orang agar usahanya kita tidak sepi pembeli. Kita berkata bahwa kita sudah menabur, tapi kenapa seperti tak kunjung menuai juga? Bahkan usaha kita terus merugi. Nah,kalau kita pernah merasa Tuhan tak menghargai perjuangan kita,bahwa Tuhan tak memberkati apa yang selama ini kita tabur. Cobalah merenung dan mengingat kembali apakah setelah menabur, kita juga berusaha merawat dan menjaganya? Apakah setelah mendapat banyak pelanggan, kita berusaha menjaga dan merawat mereka agar tidak berpaling? Apakah setelah mendapat pemasukan tambahan, uang yang ada kita tabung dan investasikan atau semua kita habiskan? Banyak orang kristen melupakan hal ini. Selesai menabur, langsung ditinggalkan begitu saja. Akibatnya bukan hanya belalang pelahap yang datang, tapi juga burung-burung si jahat dan binatang perusak yang memakan habis benih kita yang kita tabur.
Tuhan ingin agar kita tak hanya menabur namun tak mau merawat, Dia berharap kita menabur sebanyak mungkin, merawat dan menjaganya sampai berbuah. Berapa kali lipat berbuah? Itu adalah urusan Tuhan. Syukurilah berapapun Tuhan memberikan buah atau berkat atas segala jerih payah kita bekerja dan melayani Dia.
Tidak cukup hanya menabur, kita pun harus merawatnya.
Tuhan memakai perumpamaan seorang petani, untuk mengajarkan kepada kita arti kesetiaan, ketekunan, dan pengharapan akan hasil dari benih yang kita tanam. Seorang petani yang bijaksana tidak akan bekerja asal-asalan dengan menabur benih sembarangan. Dia akan memilih benih yang terbaik, tanah berkualitas baik, pupuk yang baik dan musim yang baik supaya dia mendapatkan hasil panen berlipat kali ganda. Bukan hanya itu, pekerjaan si petani juga tidak selesai begitu ia menaburkan benih. Seorang petani akan tetap memerhatikan secara detail proses pertumbuhan benihnya, membersihkannya dari segala macam hama pengganggu, bahkan menjaganya agar burung-burung tidak memakan bulir-bulir yang telah penuh isinya itu.
Banyak di antara kita mengeluh sudah melakukan ini dan itu untuk Tuhan. Ketika kita bekerja, kita sudah berusaha berteman dengan sebanyak mungkin orang agar usahanya kita tidak sepi pembeli. Kita berkata bahwa kita sudah menabur, tapi kenapa seperti tak kunjung menuai juga? Bahkan usaha kita terus merugi. Nah,kalau kita pernah merasa Tuhan tak menghargai perjuangan kita,bahwa Tuhan tak memberkati apa yang selama ini kita tabur. Cobalah merenung dan mengingat kembali apakah setelah menabur, kita juga berusaha merawat dan menjaganya? Apakah setelah mendapat banyak pelanggan, kita berusaha menjaga dan merawat mereka agar tidak berpaling? Apakah setelah mendapat pemasukan tambahan, uang yang ada kita tabung dan investasikan atau semua kita habiskan? Banyak orang kristen melupakan hal ini. Selesai menabur, langsung ditinggalkan begitu saja. Akibatnya bukan hanya belalang pelahap yang datang, tapi juga burung-burung si jahat dan binatang perusak yang memakan habis benih kita yang kita tabur.
Tuhan ingin agar kita tak hanya menabur namun tak mau merawat, Dia berharap kita menabur sebanyak mungkin, merawat dan menjaganya sampai berbuah. Berapa kali lipat berbuah? Itu adalah urusan Tuhan. Syukurilah berapapun Tuhan memberikan buah atau berkat atas segala jerih payah kita bekerja dan melayani Dia.
Tidak cukup hanya menabur, kita pun harus merawatnya.
Tuhan Yesus Memberkati