"Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Lukas 24:28"
Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya rindu. Rindu kepada orang yang kita kasihi, karena sedang pergi jauh atau karena sudah begitu lama tidak bertemu. Kadang-kadang bahkan tak perlu waktu lama untuk membuat seseorang merasa rindu. Sepasang kekasih yang baru saja bertemu sejam lalu bisa saja merasa rindu karena tengah dilanda asmara. Seorang ibu yang punya anak balita bisa saja merasa sangat kangen dengan anak yang baru ditinggalnya beberapa saat saja. Rindu adalah perasaan alamiah yang muncul dalam hati prang yang saling mengasihi.
Tuhan mengasihi kita. Alkitab mencatat berkali-kali betapa Tuhan merindukan umat-Nya. Kerinduan-Nya dilukiskan seperti seorang ayah yang menantikan anaknya pulang. Seperti seorang suami mengharapkan istrinya kembali. Seperti induk ayam ingin mengumpulkan anak-anaknya dibawah naugan sayapnya. Allah sangat merindukan kita. Ia rindu kepada kita karena Ia sangat mengasihi kita.
Raja Daud pun pernah menyatakan kerinduannya akan Allah dalam mazmurnya. Seperti rusa yang merindukan sungai. Kerinduan bisa disamakan seperti rasa haus. Rasa haus tak bisa dipuaskan dengan kita melihat air atau hanya dengan membayangkan kesegaran air. Rasa rindu kita tidak akan bisa dipuaskan dengan kita mengatakan "i miss you" setiap hari, melihat foto seseorang setiap saat, atau membayangkan wajah orang yang dirindukan. Hanya ada satu cara saja untuk memuaskan kerinduan, yaitu dengan bertemu!
Allah senang jika kita merindukan-Nya. Ketika Ia menampakan diri kepada dua orang yang tengah dalam perjalanan ke Emaus, ditengah perjalanan Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya -- berpisah dengan mereka. Untuk apa Ia melakukan hal itu? Tentu saja untuk menguji hati mereka. Ketika mereka mendesak-Nya untuk tetap tinggal, ketika mereka merindukan kehadiran-Nya, maka Ia menyatakan diri-Nya kepada mereka. Adakah kita memiliki kerinduan yang sungguh-sungguh kepada-Nya? Apakah kita haus akan Dia? Allah rindu memuaskan dahaga kita. Mari kita temui Dia!(t)
Tuhan menyatakan diri-Nya kepada orang yang rindu mencari DIA.
Tuhan Yesus Memberkati.
Pemandu Perjalanan
Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.