Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Senin, 30 Agustus 2010

Menertawakan

Bacaan: Mazmur 35:1-28

"Saksi-saksi jahat bangkit melawan aku,dan menuduh aku melakukan hal-hal yg tidak kuketahui. Kebaikanku mereka balas dgn kejahatan; aku tenggelam dalam keputusasaan. Waktu mereka sakit, aku sedih dan tidak makan; aku berdoa dgn menundukkan kepala, seperti mendoakan seorang saudara atau seorang sahabat karib. Aku tunduk menangisi mereka, seolah aku berkabung untuk ibuku sendiri. Tetapi waktu aku susah, mereka senang, dan berkerumun melawan aku. Mereka berjalan terpincang-pincang untuk menghina aku. Mereka terus mengolok-olok seorang lumpuh, dan memandang aku dgn benci. Sampai kapan, ya TUHAN, sampai kapan Engkau hanya memandang saja? Selamatkanlah aku dari serangan mereka, luputkanlah nyawaku dari singa-singa itu." (Mzm. 35:11-15, BIS)

Pernahkah kita merasa bahwa hidup ini terlalu sesak? Seperti saat kita memakai sepatu yg kekecilan? Banyak komitmen, janji-janji yg kita buat dan itu memang kita sendiri yg memutuskannya. Karena terlalu banyak janji, komitmen itu kita tidak bisa tidur, di tengah malam sering terbangun hanya untuk memikirkan apa yg harus diperbuat esok hari. Jika kita sudah mengalami cara hidup seperti itu, mungkin setiap hari kita akan selalu bertemu dgn ketakutan, kekawatiran dan sepaket rasa putus-asa lainnya.

Jadi semuanya itu bukan salah orang lain, lalu kita jadi sibuk mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain yg memberikan berbagai pilihan yg di dalam hidup kita. Kita tentu tidak akan menyebut banyak pilihan jika kita sudah memutuskan sesuatu. Tentu kita tidak ingin kembali ke fase pilihan, jika kita sudah berjalan di fase keputusan yg sudah kita ambil. Ini salah satu yg membuat pola pikir kita sering terbalik-balik.

Jangan memusingkan hal-hal kecil yg bukan bagian kita. Jika kita sudah memutuskan, biarkan Tuhan Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kita hanya perlu terus menerus rendah hati utk percaya hingga kita bisa tertawa lega melihat campur tangan Tuhan di setiap masalah kita.

"Semoga orang yg ingin melihat aku dibenarkan bersorak dan bergembira. Semoga mereka berulang-ulang berkata, "Sungguh agunglah TUHAN! Ia menginginkan keselamatan hamba-Nya! Maka aku akan mewartakan keadilan-Mu, dan memuji Engkau sepanjang hari." (Mzm.35:27-28, BIS)

Tuhan Yesus Memberkati.