Setujukah teman2, bahwa sesungguhnya uang dimaksudkan untuk melayani kita, bukan untuk menguasai kita. Namun tidak demikian halnya dengan Margeurite Jackson, seorang janda yang tinggal di Indianapolis.
Sikap dan cara hidupnya menunjukkan bahwa wanita ini justru dikuasai oleh kekayaannya. Ia selalu hidup dalam ketakutan bahwa uangnya akan dicuri. Bukannya menikmati kekayaannya dengan sukacita, namun justru kekayaannya menjadi penjara kehidupan bagi dirinya.
Ketika ia meninggal, lebih dari $5.000.000 ditemukan di rumahnya. Menurut sebuah laporan, '' Uang itu tidak memberi apa-apa kepada Ny.Jackson selain kehidupan yang penuh dengan teror pribadi dan rasa takut kehilangan.''
Rupanya seluruh kehidupan Ny.Jackson dikuasai oleh uang. Uang dianggap sebagai harta yang paling berharga, bahkan jauh lebih berharga dari kehidupan itu sendiri, sehingga jika uangnya lenyap, maka dia menganggap seluruh kehidupannya juga akan lenyap. Tidaklah heran kalau dia selalu takut uangnya akan lenyap.
Bagaimana dengan kita berkenaan dengan uang saat ini? Apakah uang merupakan penjara kehidupan bagi kita?
Kalau kita tidak bebas memberi dalam hidup ini, berarti uang telah menjadi penjara yang merenggut kebebasan kita dalam memberi. Kalau kita tidak lagi bebas bergaul dengan Tuhan dan sesama kita karena lebih mengutamakan uang, berarti uang telah menjadi penjara yang merenggut kebebasan kita dalam hubungan intim dengan Tuhan maupun pergaulan kita dengan sesama.
Jadi pilihan selalu ada di tangan kita masing-masing, mau menjadikan uang sebagai penjara kehidupan, ataukah menjadikan uang sebagai salah satu sarana bagi kita untuk menikmati kehidupan.
''Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.'' ( Pengkhotbah 5:17)
Tuhan Yesus Memberkati
Pemandu Perjalanan
Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.