
Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidak dikuatirkan oleh apa pun juga.
Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, 'tanpa perasaan' induknya akan menjungkir balikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu,induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.
Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari 'kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.
Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih kita untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat kita menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah kita sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata.
JATUH ITU ANUGERAH, NIKMATI DENGAN PENUH UCAPAN SYUKUR DAN JADILAH KUAT.
'' Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.'' (2 Petrus 3:18)
Tuhan Yesus Memberkat