Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Sabtu, 22 Mei 2010

Iri Hati dan Cemburu? NO WAY!

“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16)

Rasa iri hati bisa diartikan sebagai “perasaan tidak senang sebagai hasil melihat keberhasilan orang lain”; atau kegeraman karena keberhasilan orang lain yang timbul dari perasaan dengki. Orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga menimbulkan berbagai dampak, di antaranya adalah iri hati dan cemburu.

Merasa iri hati atau cemburu ini adalah masalah yang melanda hampir semua manusia di dunia tanpa memandang bulu, entah itu orang kaya, miskin, dewasa, anak-anak, pejabat atau buruh pernah mengalaminya. Iri hati ini bukan hanya dialami oleh orang-orang di luar Tuhan atau orang fisik, namun hamba Tuhan atau pelayan Tuhan juga mengalami persoalan yang sama. Ketika melihat rekan sepelayanan lebih maju dan berhasil, timbul iri hati dalam hati kita; ketika ada hamba Tuhan yang jemaatnya kian berkembang pesat, hamba Tuhan lainnya menjadi iri hati dan tidak suka.

Rasa iri hati dan cemburu hanya berdampak buruk bagi diri sendiri dan juga orang lain. Karena iri hati, saudara-saudara Yusuf menjadi nekat dan melakukan tindakan kejahatan dengan membuang Yusuf kedalam sumur, lalu menjualnya sebagai budak. Kain membunuh adiknya, Habel, karena diliputi rasa cemburu dan iri hati karena persembahan adiknya diterima oleh Tuhan. Rasa iri hati hanya akan membuat seorang menjadi tersiksa dan kehilangan damai sejahtera.

Iri hati, cemburu dan sifat membandingkan diri dengan orang lain adalah sifat kekanak-kanakan. Sama sekali tidak ada untungnya! Bagaimana supaya kita bisa lepas dari rasa iri hati atau cemburu? Jangan takut untuk berkata jujur kepada Tuhan tentang apa yang kita rasakan. Bagaimanapun juga Tuhan sangat tahu gejolak yang ada dihati kita, jadi kita dapat berbicara tentang hal itu kepada DIA, misalnya seperti ini: “Tuhan, saya berdoa buat seseorang yang membuat iri hati dan cemburu, tetapi saya memilih untuk taat kepadaMu.” Dapatkan kita melakukan itu?

“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30)

Tuhan Yesus Memberkati.