“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yohanes 1:12)”
Hubungan yang erat antara ayah dan anak sangat sedap dipandang mata. Ketika melihatnya bermain bersamanya, tertawa bersama dan bercanda bersama. Ayah yang selama ini terkenal “super sibuk” karena tugasnya sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga mau meluangkan waktu untuk bermain dengan buah hatinya. Sungguh merupakan pemandangan yang luar biasa. Menurut penelitian, anak yang dekat dengan sang ayah akan menjadi anak yang lebih cerdas jika dibandingkan dengan anak yang hanya dekat dengan ibunya. Ini dikarenakan sifat lelaki yang selalu suka berinovasi dan menggunakan akal pikirannya dalam melakukan segala sesuatu membuat anak juga melakukan hal yang sama, terbiasa berpikir, menyukai tantangan dan hal-hal yang baru sehingga membentuk kecerdasan pada anak.
Fakta lain yang lebih mengejutkan bahwa ternyata anak-anak sangat tidak menyukai ayah yang suka jaim (jaga image). Mereka lebih suka bila mempunyai ayah seperti contoh; Aming atau Ivan Gunawan yang suka bercanda dan tidak jaim. Mereka sangat tidak suka bila ayahnya berlaku jaim karena tidak mau diajak bermain bersama, tidak suka bercanda, dan tak pernah mengajaknya “berpetualang”. Ayah yang jaim juga tak suka mengucapkan “Papa sayang kamu, Nak.” Padahal kata-kata itu penting bagi anak untuk dapat mengerti bahwa walaupun ayah sedang sibuk ia tak kekurangan kasih sayang ayahnya.
Seperti halnya hubungan Kristus dan jemaat-Nya. Terjalin erat dan mesra sekali. Allah juga sering menyatakan kasih-Nya pada kita. Hubungan yang erat antara ayah dan anak seperti hubungan kita dengan Allah Bapa kita. Tuhan tak pernah jaim, nyata benar saat Kristus turun ke dunia. Bayangkan, Dia yang Maha Kuasa, Maha Hebat, dan Perkasa mau turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Contoh nyata seorang ayah yang tak jaim! Sudahkah sang suami mengambil peranan sebagai ayah yang tidak jaim bagi anak-anaknya? Sebagai Ibu tentunya bisa mendukung sang suami agar dapat menjalin hubungan yang lebih dekat dengan anak-anak, Jangan jauhkan anak-anak dari sang ayah atau memakai nama ayah untuk menakut-nakuti atau mengancam.(t)
Tuhan kita bukan “sang ayah” yang jaim.
Tuhan Yesus Memberkati.
Pemandu Perjalanan
Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.