Mungkin kita pernah mendengar seorang hamba Tuhan yang dipakai secara luar biasa bernama John Wesley. Namun tahukah anda, bahwa sebelum John Wesley memperoleh kesuksesan dalam pelayanannya, ada suatu peristiwa yang menjadi titik balik dalam hidupnya.
Pada Tahun 1736, ketika berusia dua puluh enam tahun, John Wesley berlayar dari Inggris ke Georgia untuk berkhotbah kepada orang-orang Indian. Dua tahun kemudian, ia menulis di dalam buku hariannya. ''Aku pergi ke Amerika untuk mempertobatkan orang-orang Indian; tetapi oh Tuhan,...siapa yang akan mempertobatkan aku?'' Pengakuan Wesley yang jujur akan kelemahan imannya, akhirnya membawa dirinya pada pencarian spiritual. Tidak lama sesudah itu, ia mengikuti sebuah pertemuan di Aldersgate Street, London, suatu event di mana hatinya ''merasa hangat'' saat ia membuat komitmen baru di dalam hidupnya bagi Kristus. Baru setelah itulah Wesley sukses di dalam memimpin ribuan orang untuk menerima Kristus melalui khotbahnya yang energik dan tak kenal leleh itu.
Memang, sepanjang kita menganggap diri kita sempurna,benar atau kuat, kita tidak akan mencari-cari cara untuk bertumbuh atau berubah. Seringkali hanya saat kita benar-benar mengakui kepada diri sendiri akan kegagalan-kegagalan kita, barulah kita dapat melihat apa yang harus kita lakukan untuk mengubah jalan-jalan kita dan menjadi sukses.
Hanya saat kita mengakui bahwa kita lemah barulah kita dapat menempatkan diri kita pada posisi untuk memperoleh kekuatan, atau manerima pertolongan dari orang lain, dan terlebih lagi dari Tuhan. Dan hanya saat kita mengakui bahwa ada sesuatu yang tidak beres barulah kita dapat mundur dan memutuskan apa yang tidak beres itu, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana cara memperbaikinya. Jadi, jangan pernah menganggap bahwa diri kita sudah sempurna, dan apa yang kita kerjakan sudah sempurna, karena justru pada saat kita menganggap diri kita sudah sempurna, maka pada saat itulah kemunduran akan terjadi dalam hidup kita.
''Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ''Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. ''Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.'' (II Korintus 12:9)
Tuhan Yesus Memberkati
Pemandu Perjalanan
Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.