Pemandu Perjalanan

Hidup kita adalah sebuah perjalanan yang membawa kita ke puncak keberhasilan dan juga di lembah keputus-asaan. Jika belum pernah alami keduanya, akan sulit bagi kita untuk menghargai segala sesuatunya dengan baik. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sahabat untuk menemani di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita bisa 'berbagi hati' di saat kemenangan dan juga disaat alami kekalahan. Dan Yesus Kristus adalah 'sahabat sejati', pemandu perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir. Dia membuat kita layak melangkah di sepanjang perjalanan yg megah ini.

Sabtu, 26 Juni 2010

Seandainya Saja...

Dua orang gelandangan sedang duduk mengobrol di sudut jalan. Gelandangan pertama berkata kepada temannya, ''Hidup ini memang susah. Tapi, seandainya saja saat ini aku punya uang satu juta, pasti hidupku bahagia.'' Ternyata, obrolan kedua gelandangan itu didengar seorang jutawan yang sedang kebetulan lewat. Jutawan itu berhenti dan bertanya, ''Maaf, saya dengar tadi Anda bilang hidup Anda akan bahagia jika Anda punya uang satu juta rupiaah?'' Tanyanya. '
'Benar sekali, Pak.'' Jawab gelandangan itu. '
'Oke, saya akan beri Anda satu juta rupiah. Semoga Anda berbahagia'' Jawab si jutawan murah hati itu sambil mengeluarkan dompetnya dan memberi seikat uang. 
Setelah sang jutawan pergi, apakah Anda bisa menebak apa yang akan dikatakan si gelandangan itu? dia berkata pada temannya, ''Wah, seandainya saja tadi aku bilang sepuluh juta!''

Nah, jika anda berhasil menebak dengan benar, jangan-jangan itu salah satu tanda anda juga sering berpikir demikian? Seandainya saja aku lahir di keluarga yang lebih bahagia. Seandainya saja aku tidak lahir di Indonesia. Seandainya saja aku punya kemampuan, kekayaan, popularitas dan kesempatan seperti dirinya. Seandainya saja...Seandainya saja...Apakah 'seandainya saja' ini menjadi kata favorit dalam menggambarkan kehidupan kita? Benjamin Franklin pernah berkata, ''Rasa cukup membuat orang miskin menjadi kaya, tapi rasa tidak cukup membuat orang kaya menjadi miskin.''

Rasa cukup tidak ditentukan oleh apa yang kita punya. Namun, rasa cukup itu hanya ditentukan oleh bagaimana sikap kita terhadap apa yang terjadi dan apa yang kita miliki. Bukan impian yang membuat kita bahagia. Tapi, rasa syukurlah yang menentukannya. Saat kita terus melihat tetangga sebagai saingan. Saat kita hanya melihat ke atas, hanya berkumpul dengan kelompok yang membuat kita tampak malang dan menderita atau saat kita hanya mengukur segalanya dari materi, kita tidak akan pernah bisa merasa cukup. Jadi, mulai hari ini, berhati-hatilah jika kata ''seandainya saja'' lebih sering kita ucapkan ataupun kita pikirkan ketimbang ucapan syukur. (RHSpirit)

Saat kita selalu berandai-andai, kita dapat lupa mengucap syukur


''Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.'' (Filipi 4:11)

Tuhan Yesus Memberkati